Cari Blog Ini

Rabu, 27 Juni 2012

Kegawatdaruratan Elektrokardiografi


Gangguan hemodinamika dapat disebabkan gangguan pada irama jantung, gangguan pada pompa jantung dan gangguan pada volume darah / cairan yang mengisi pembuluh darah. Gangguan hemodinamika dapat bermanifestasi klinis berupa hipotensi, sianosis, kesadaran menurun dan lain-lain. Pada topik ini akan kita bahas mengenai gangguan irama jantung dan gangguan pompa  jantung yang dapat kita ketahui dari gambaran elektrokardiografi (EKG).
Dari Advance Cardiac Life Supports (ACLS), kegawatan irama jantung (aritmia / disritmia) dibagi menjadi tiga yaitu henti jantung, bradikardi dan takikardi.

1.Henti Jantung, tidak ada nadi atau heart rate. gambaran EKG yang mungkin terlihat pada henti jantung antara lain :

Asistol image
Kriteria : tidak ada aktivitas listrik, paling sering ditemukan pada kasus henti jantung. Sering timbul setelah Ventrikel Fibrilasi  (VF) dan Pulseless Electrical Actifity (PEA)

Pulseless Electrical Actifity (PEA)image
Kriteria : ada aktvitas listrik jantung tetapi tidak terdeteksi pada saat pemeriksaan arteri (nadi tidak teraba)







Ventrikel takikardi (VT) image tanpa nadi
Kriteria :
Irama : Ventrike Takikardi,
Heart Rate : > 100 kali/menit (250-300 kali/menit)
Gelombang P : tidak terlihat
Interval PR : tidak terukur
Gelombang QRS : lebar > 0,12 detik







Ventrikel Fibrilasi (VF)image
Kriteria :
Irama : ventrikel fibrilasi
Heart Rate : tidak dapat dihitung
Gelombang P : tidak terlihat
Interval PR : tidak terukur
Gelombang QRS : tidak teratur, tidak dapat dihitung






2. Takikardi, yaitu  heart rate lebih dari 150 kali /menit. Gambaran EKG dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu QRS sempit dan QRS lebar
QRS sempit, gambaran EKG-nya bisa berupa
Sinus takikardi image


Kriteria :
Irama sinus takikardi
Heart Rate : > 100 kali/menit
Gelombang P : 0,04
Interval PR : 0,12
Gelombang QRS : 0,04-0,08 detik
Atrial takikardi image


Kriteria :
Irama atrial takikardia/supraventrikel takikardi
Heart Rate : > 150 kali/menit
Gelombang P : kecil atau tidak terlihat
Interval PR : tidak dapat dihitung
Gelombang QRS : 0,04-0,08 detik

Atrial Flutter (gelepar atrial) image
Kriteria :
Irama : atrial flutter
Heart Rate : bervariasi
Gelombang P : banyak bentuk seperti gergaji,perbandingan dengan komplek QRS bisa 3 atau 4 atau 5 dan seterusnya : 1
Interval PR : tidak dapat dihitung
Gelombang QRS : 0,04-0,08 detik








Atrial Fibrilasi image(AF)
Kriteria :
Irama : tidak teratur
Heart Rate : bervariasi, dapat dibagi respon ventrikel cepat (HR > 100),, respon ventrikel normal (HR 60 –100), respon ventrikel lambat (< 60)
Gelombang P : tidak dapat diidentifikasikan
Interval PR : tidak dapat dihitung
Gelombang QRS : 0,04-0,08 detik
QRS lebar, gambaran EKG-nya bisa berupa :
Ventrikel Takikardi atau Atrial Fibrilasi dengan aberan. Kedua gambarannya sama dengan di atas (henti jantung), hanya saja secara klinis pasien tampak sadar dan nadi atau heart rate masih dapat diperiksa.


3. Bradikardi, yaitu heart rate < 60 kali/ menit, dapat berupa :
sinus bradikardia image


Kriteria :
Irama : sinus
Heart Rate : < 60 kali/menit
Gelombang P : 0,04 detik
Interval PR : 0,12-0,20 detik
Gelombang QRS : 0,04-0,08 detik

Atrio-Ventrikuler (AV) blok derajat 1 image


Kriteria :
Irama : sinus
Heart Rate : biasanya 60-100 kali/menit
Gelombang P : normal (0,04 detik)
Interval PR : memanjang > 0,20 detik
Gelombang QRS : normal (0,04-0,08 detik)

AV blok derajat 2 tipe Mobitz 1 (Wenchenbach) image


Kriteria :
Irama : sinus
Heart Rate : biasanya < 60 kali/menit
Gelombang P : normal, ada gelombang P yang tidak diikuti QRS
Interval PR : semakin lama semakin panjang kemudian blok
Gelombang QRS : normal

AV blok derajat 2 tipe Mobitz 2image


Kriteria :
Irama : sinus
Heart Rate : biasanya < 60 kali/menit
Gelombang P : normal, ada gelombang P yang tidak diikuti QRS
Interval PR : normal atau memanjang secara konstan diikuti blok
Gelombang QRS : normal

Total AV blokimage
image


Kriteria :
Irama : sinus
Heart Rate : biasanya < 60 kali/menit, dibedakan heart rate gelombang P dan kompleks QRS
Gelombang P : normal, tapi gelombang P dan QRS berdiri sendiri
Interval PR : berubah-ubah/tidak ada
Gelombang QRS : normal
dari bradikardi, yang biasanya menimbulkan kegawatan adalah AV blok derajat 2 dan 3

Gangguan pompa jantung dapat diakibatkan oleh gangguan pada otot jantung. Salah satu yang menyebabkan otot jantung terganggu adalah iskemik miokardium atau infark miokardium akibat tersumbatnya pembuluh darah koroner. Berikut ini gambaran perubahan/evolusi infark miokardium :
EVOLUSI MI EKG
Iskemik Miokard ditandai dengan adanya depresi ST atau gelombang T terbalik, injuri ditandai dengan adanya ST elevasi. Infark miokard ditandai adanya gelombang Q patologis.
Pada fase awal terjadinya infark ditandai gelombang T yang tinggi sekali (hiperakut T) kemudian pada fase sub akut ditandai T terbalik lalu pada fase akut ditandai ST elevasi. Pada fase lanjut (old) ditandai dengan terbentuknya gelombang Q patologis
Lokasi infark :
Anterior : V2 – V4
Anteroseptal : V1 – V3
Anterolateral : V5, V6, I dan aVL
Ekstensive anterior : V1 – V6, I dan aVL
Inferior : II, III, aVF
Posterior : V1, V2 (resiprokal/seperti cermin)
Contoh infark miokard
Infark miokard (IM) akut inferior (ST elevasi di II, III, aVF) + iskemik ekstensif anterior (ST depresi di I, aVL, V1 s/d V6)
Ventrikel kanan : V1, V3R, V4R image
Gambaran EKG yang harus diwaspadai
Ventrikel ekstrasistol
image

25 Juli 2009


Elektrokardiografi (EKG)

Definisi EKG : Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung. Elektokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung
Cara Menggunakan EKG untuk merekam listrik jantung :
Persiapan
A. Alat
  • Mesin EKG, yang dilengkapi :
  • kabel untuk sumber listrik
  • kabel untuk bumi (ground)
  • Kabel elektroda ekstremitas dan dada
  • Plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat
  • Balon penghisap elektroda dada
  • Jelly
  • Kertas tissue
  • Kapas Alkohol
  • Kertas EKG
  • Spidol
B. Pasien
Penjelasan (informed consent)
- Tujuan pemeriksaan
- Hal-hal yang perlu diperhatikan saat perekaman
Dinding dada harus terbuka dan tidak ada perhiasan logam yang melekat.
Pasien diminta tenang atau tidak bergerak saat perekaman EKG
Cara memasang EKG
1. Pasang semua komponen/kabel-kabel pada mesin EKG
2. Nyalakan mesin EKG
3. Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas. Tangan dan kaki tidak saling bersentuhan
4. Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan dengan kapas alcohol (kalau perlu dada dan pergelangan kaki dicukur)
5. Keempat electrode ektremitas diberi jelly.
6. Pasang keempat elektrode ektremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan kaki. Untuk tangan kanan biasanya berwarna merah, tangan kiri berwarna kuning, kaki kiri berwarna hijau dan kaki kanan berwarna hitam.
7. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi elektrode V1 s/d V6.
- V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah
- V2 di garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4 berwarna kuning
-V3 di antara V2 dan V4, berwarna hijau
- V4 di garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5, berwarna coklat
- V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5, berwarna hitam
- V6 di garis mid aksila kiri sejajar ICS 5, berwarna ungu
1. Pasang elektrode dada dengan menekan karet penghisap.
2. Buat kalibrasi
3. Rekam setiap lead 3-4 beat (gelombang), kalau perlu lead II panjang (minimal 6 beat)
4. Kalau perlu buat kalibrasi setelah selesai perekaman
5. Semua electrode dilepas
6. Jelly dibersihkan dari tubuh pasien
7. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
8. Matikan mesin EKG
9. Tulis pada hasil perekaman : nama, umur, jenis kelamin, jam, tanggal, bulan dan tahun pembuatan, nama masing-masing lead serta nama orang yang merekam
10.Bersihkan dan rapikan alat
Perhatian :
  • Sebelum bekerja periksa kecepatan mesin 25 mm/detik dan voltase 10 mm. Jika kertas tidak cukup kaliberasi voltase diperkecil menjadi ½ kali atau 5 mm. Jika gambaran EKG kecil, kaliberasi voltase diperbesar menjadi 2 kali atau 20 mm.
  • Hindari gangguan listrik dan mekanik saat perekaman
  • Saat merekam, operator harus menghadap pasien
  • Lead EKG
    Terdapat 2 jenis lead :
A. Lead bipolar : merekam perbedaan potensial dari 2 elektrode
  • Lead I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan (+)
  • Lead II : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
  • Lead III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF) yang mana tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
B. Lead unipolar : merekam beda potensial lebih dari 2 elektode
    Dibagi 2 : lead unipolar ekstremitas dan lead unipolar prekordial
    Lead unipolar ekstremitas
  • Lead aVR : merekam beda potensial pada tangan kanan (RA) dengan tangan kiri dan kaki kiri yang mana tangan kanan bermuatan (+)
  • Lead aVL : merekam beda potensial pada tangan kiri (LA) dengan tangan kanan dan kaki kiri yang mana tangan kiri bermuatan (+)
  • Lead aVF : merekam beda potensial pada kaki kiri (LF) dengan tangan kanan dan tangan kiri yang mana kaki kiri bermuatan (+)
    Lead unipolar prekordial : merekam beda potensial lead di dada dengan ketiga lead ekstremitas. Yaitu V1 s/d V6
    Kertas EKG
    Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horisontal dan vertikal berbentuk bujur sangkar dengan jarak 1 mm. Garis yang lebih tebal (kotak besar) terdapat pada setiap 5 mm. Garis horizontal menggambarkan waktu (detik) yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,04 detik, 5 mm (1 kotak besar) = 0,20 detik. Garis vertical menggambarkan voltase yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,1 mV.
    Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi di atrium dan ventrikel. Proses listrik terdiri dari :
  • Depolarisasi atrium (tampak dari gelombang P)
  • Repolarisasi atrium (tidak tampak di EKG karena bersamaan dengan depolarisasi ventrikel)
  • Depolarisasi ventrikel (tampak dari kompleks QRS)
  • Repolarisasi ventrikel (tampak dari segmen ST)
Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,Q,R,S dan T kadang-kadang tampak gelombang U.
EKG 12 Lead
Lead I, aVL, V5, V6 menunjukkan bagian lateral jantung
Lead II, III, aVF menunjukkan bagian inferior jantung
Lead V1 s/d V4 menunjukkan bagian anterior jantung
Lead aVR hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah benar
Aksis jantung
axis ekg
Sumbu listrik jantung atau aksis jantung dapat diketahui dari bidang frontal dan horisontal. Bidang frontal diketahui dengan melihat lead I dan aVF sedangkan bidang horisontal dengan melihat lead-lead prekordial terutama V3 dan V4. Normal aksis jantung frontal berkisar -30 s/d +110 derajat.Deviasi aksis ke kiri antara -30 s/d -90 derajat, deviasi ke kanan antara +110 s/d -180 derajat.
Sekilas mengenai EKG Normal
clip_image002
clip_image002
Gelombang P
Nilai normal :
Lebar ≤ 0,12 detik
Tinggi ≤ 0,3 mV
Selalu (+) di lead II
Selau (-) di lead aVR
Interval PR
Diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar 0,12-0,20 detik.
Gelombang QRS (kompleks QRS)
Nilai normal : lebar 0,04 - 0,12 detik, tinggi tergantung lead.
Gelombang Q : defleksi negatif pertama gelombang QRS
Nilai normal : lebar < 0,04 detik, dalam < 1/3 gelombang R. Jika dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R berarti Q patologis.
Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Umumnya di Lead aVR, V1 dan V2, gelombang S terlihat lebih dalam, dilead V4, V5 dan V6 makin menghilang atau berkurang dalamnya.
Gelombang T
Merupakan gambaran proses repolirisasi Ventrikel. Umumnya gelombang T positif, di hampir semua lead kecuali di aVR
Gelombang U
Adalah defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya. Penyebabnya timbulnya gelombang U masih belum diketahui, namun diduga timbul akibat repolarisasi lambat sistem konduksi Interventrikuler.
Interval PR
Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12 – 0,20 detik ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi Atrium dan jalannya implus melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi Ventrikuler
Segmen ST
Segmen ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan gelombang T. segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekkordial dapat berpariasi dari – 0,5 sampai +2mm. segmen ST yang naik diatas garis isoelektris disebut ST eleveasi dan yang turun dibawah garis isoelektris disebut ST depresi
Cara menilai EKG
  • Tentukan apakah gambaran EKG layak dibaca atau tidak
  • Tentukan irama jantung ( “Rhytm”)
  • Tentukan frekwensi (“Heart rate”)
  • Tentukan sumbu jantung (“Axis”)
  • Tentukan ada tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium / ventrikel)
  • Tentukan ada tidaknya tanda tanda kelainan miokard (iskemia/injuri/infark)
  • Tentukan ada tidaknya tanda tanda gangguan lain (efek obat obatan, gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung pada pasien yang terpasang pacu jantung)
1. MENENTUKAN FREKWENSI JANTUNG
Cara menentukan frekwensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a.  300 dibagi jumlah kotak besar antara R – R’
b. 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R – R’
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik tsb kemudian dikalikan 10 atau ambil dalam 12 detik, kalikan 5
2. MENENTUKAN IRAMA JANTUNG
Dalam menentukan irama jantung urutan yang harus ditentukan adalah sebagai berikut
- Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak
- Tentukan berapa frekwensi jantung (HR)
- Tentukan gelombang P ada/tidak dan normal/tidak
- Tentukan interval PR normal atau tidak
- Tentukan gelombang QRS normal atau tidak
Irama EKG yang normal implus (sumber listrik) berasal dari Nodus SA, maka irmanya disebut dengan Irama Sinus (“Sinus Rhytem”)
Kriteria Irama Sinus adalah :
- Iramanya  teratur
- frekwensi jantung (HR) 60 – 100 x/menit
-Gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel QRS, T
- Gelombang QRS normal (0,06 – <0,12 detik)
- PR interval normal (0,12-0,20 detik)
Irama yang tidak mempunyai criteria tersebut di atas kemungkinan suatu kelainan

Drugs Management


Technorati Tags: ,,,,
Tujuan : Untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan mengatasi keadaan gawat darurat lainnya dengan menggunakan obat-obatan
Perhatian !
  • Pemberian obat-obatan adalah orang yang kompeten di bidangnya (dokter atau tenaga terlatih di bidang gawat darurat)
  • Mengingat banyaknya jenis-jenis kegawatdaruratan, maka pemberian obat yang disebutkan di bawah ini untuk mengatasi kegawatdaruratan secara umum sedangkan dalam menghadapi pasien, kita harus melihat kasus per kasus.
Jenis-jenis obat :
Epinephrin
  • Indikasi : henti jantung (VF, VT tanpa nadi, asistole, PEA) , bradikardi, reaksi atau syok anfilaktik, hipotensi.
  • Dosis 1 mg iv bolus dapat diulang setiap 3–5 menit, dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena. Untuk reaksi reaksi atau syok anafilaktik dengan dosis 0,3-0,5 mg sc dapat diulang setiap 15-20 menit. Untuk terapi bradikardi atau hipotensi dapat diberikan epinephrine perinfus dengan dosis 1mg (1 mg = 1 : 1000) dilarutka dalam 500 cc NaCl 0,9 %, dosis dewasa 1 μg/mnt dititrasi sampai menimbulkan reaksi hemodinamik, dosis dapat mencapai 2-10 μg/mnt
  • Pemberian dimaksud untuk merangsang reseptor α adrenergic dan meningkatkan aliran darah ke otak dan jantung
Lidokain (lignocaine, xylocaine)
  • Pemberian ini dimaksud untuk mengatasi gangguan irama antara lain VF, VT, Ventrikel Ekstra Sistol yang multipel, multifokal, konsekutif/salvo dan R on T
  • Dosis 1 – 1,5 mg/kg BB bolus i.v dapat diulang dalam 3 – 5 menit sampai dosis total 3 mg/kg BB dalam 1 jam pertama kemudian dosis drip 2-4 mg/menit sampai 24 jam
  • dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena
  • Kontra indikasi : alergi, AV blok derajat 2 dan 3, sinus arrest dan irama idioventrikuler
Sulfas Atropin
  • Merupakan antikolinergik, bekerja menurunkan tonus vagal dan memperbaiki sistim konduksi AtrioVentrikuler
  • Indikasi : asistole atau PEA lambat (kelas II B), bradikardi (kelas II A) selain AV blok derajat II tipe 2 atau derajat III (hati-hati pemberian atropine pada bradikardi dengan iskemi atau infark miokard), keracunan organopospat (atropinisasi)
  • Kontra indikasi : bradikardi dengan irama EKG AV blok derajat II tipe 2 atau derajat III.
  • Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang dalam 3-5 menit sampai dosis total 0,03-0,04 mg/kg BB, untuk bradikardi 0,5 mg IV bolus setiap 3-5 menit maksimal 3 mg.
  • dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena diencerkan menjadi 10 cc
Dopamin
  • Untuk merangsang efek alfa dan beta adrenergic agar kontraktilitas miokard, curah jantung (cardiac output) dan tekanan darah meningkat
  • Dosis 2-10 μg/kgBB/menit dalam drip infuse. Atau untuk memudahkan 2 ampul dopamine dimasukkan ke 500 cc D5% drip 30 tetes mikro/menit untuk orang dewasa
Magnesium Sulfat
  • Direkomendasikan untuk pengobatan Torsades de pointes pada ventrikel takikardi, keracunan digitalis.Bisa juga untuk mengatasi preeklamsia
  • Dosis untuk Torsades de pointes 1-2 gr dilarutkan dengan dektrose 5% diberikan selama 5-60 menit. Drip 0,5-1 gr/jam iv selama 24 jam
Morfin
  • Sebagai analgetik kuat, dapat digunakan untuk edema paru setelah cardiac arrest.
  • Dosis 2-5 mg dapat diulang 5 – 30 menit
Kortikosteroid
Digunakan untuk perbaikan paru yang disebabkan gangguan inhalasi dan untuk mengurangi edema cerebri
Natrium bikarbonat
Diberikan untuk dugaan hiperkalemia (kelas I), setelah sirkulasi spontan yang timbul pada henti jantung lama (kelas II B), asidosis metabolik karena hipoksia (kelas III) dan overdosis antidepresi trisiklik.
Dosis 1 meq/kg BB bolus dapat diulang dosis setengahnya.
Jangan diberikan rutin pada pasien henti jantung.
Kalsium gluconat/Kalsium klorida
  • Digunakan untuk perbaikan kontraksi otot jantung, stabilisasi membran sel otot jantung terhadap depolarisasi. Juga digunakan untuk mencegah transfusi masif atau efek transfusi akibat darah donor yang disimpan lama
  • Diberikan secara pelahan-lahan IV selama 10-20 menit atau dengan menggunakan drip
  • Dosis 4-8 mg/Kg BB untuk kalsium glukonat dan 2-4 mg/Kg BB untuk Kalsium klorida. Dalam tranfusi, setiap 4 kantong darah yang masuk diberikan 1 ampul Kalsium gluconat
Furosemide
  • Digunakan untuk mengurangi edema paru dan edema otak
  • Efek samping yang dapat terjadi karena diuresis yang berlebih adalah hipotensi, dehidrasi dan hipokalemia
  • Dosis 20 – 40 mg intra vena
Diazepam
  • Digunakan untuk mengatasi kejang-kejang, eklamsia, gaduh gelisah dan tetanus
  • Efek samping dapat menyebabkan depresi pernafasan
  • Dosis dewasa 1 amp (10 mg) intra vena dapat diulangi setiap 15 menit.

Dosis pada anak-anak
Epinephrin Dosis 0,01/Kg BB dapat diulang 3-5 menit dengan dosis 0,01 mg/KgBB iv (1:1000)
Atropin Dosis 0,02 mg/KgBB iv (minimal 0,1 mg) dapat diulangi dengan dosis 2 kali maksimal 1mg
Lidokain Dosis 1 mg/KgBB iv
Natrium Bikarbonat Dosis 1 meq/KgBB iv
Kalsium Klorida Dosis 20-25 mg/KgBB iv pelan-pelan
Kalsium Glukonat Dosis 60–100 mg/KgBB iv pelan-pelan
Diazepam Dosis 0,3-0,5 mg/Kg BB iv bolus
Furosemide Dosis 0,5-1 mg/KgBB iv bolus

Selasa, 15 Mei 2012

Mengapa Terjadi Hidrosefalus

Mungkin diantara kita pernah melihat balita yang mengalami penyakit hidrosefalus, terasa miris dan kasihan di saaat kita melihat kondisi balita yang mengalami penyakit pembesaran kepala atau hidrosefalus tersebut, Dulu sewaktu  saya masih sekolah saya pernah melihat balita yang kira-kira telah berumur 4 tahun dengan lingkar kepalanya sangat besar, dan saya menebak-nebak penyakit apa sih yang diderita oleh balita tersebut? 
Pada keadaan normal, dalam ruangan otak terdapat cairan otak yang jumlahnya lebih-kurang 150 ml. Cairan ini di produksi oleh suatu bagian otak, yang keseimbangannya diatur melalui sistem sirkulasi tersendiri dan diserap oleh bagian lain di otak.

Karena suatu sebab, cairan otak tersebut dapat menumpuk dalam ruangan atau rongga cairan otak (dalam bahasa kedokteran di sebut ventrikel otak), sehingga mengakibatkan otak yang terdesak menjadi tipis dan tengkorak membesar.

Penyakit seperti ini dinamakan hidrosefalus (hydrocephalus), berasal dari kata hydro yang berarti air dan cephalus yang berarti kepala. Penyakit ini merupakan salah satu jenis penyakit bawaan yang cukup sering terjadi pada bayi baru lahir dan balita.

Namun, penyakit ini dapat juga terjadi pada anak yang lebih besar dan pada orang dewasa, yang tentunya tidak lagi memperlihatkan bentuk kepala yang membesar, karena tulang tengkorak sudah keras dan persambungan antara bagian-bagian tulang tengkorak telah menutup.

Penyakit hidrosefalus pada bayi dan anak.

Dalam dunia kedokteran yang telah maju dengan pembagian dalam macam-macam bidang spesialisasi seperti sekarang ini, ada dokter yang khusus menghadapi pasien-pasien bayi dan anak, dan ada yang hanya menangani pasien dewasa.

Tetapi dalam bidang bedah saraf, kami menangani pasien-pasien yang tidak terbatas, mulai dari bayi sampai orang tua. Sebenarnya saya pribadi kurang menyukai berhadapan dengan pasien-pasien bayi atau anak, karena sejak kecil saya memang kurang senang mendengar tangis anak kecil yang selalu membuat hati trenyuh (tersentuh).

Pelbagai kesulitan sering dijumpai dalam menghadapi penderita bayi atau anak kecil. Biasanya orangtua yang mendampingi juga jatuh dalam keadaan mental yang sakit sehingga saya seakan-akan menghadapi tiga pasien sekaligus, yaitu si anak itu sendiri, ditambah lagi dengan kedua orangtuanya, dan tidak jarang neneknya.

Karena si penderita yang masih kecil itu tidak dapat mengutarakan keluhannya dan juga tidak dapat memberikan jawaban, ditambah lagi dengan perasaan khawatir yang berlebihan dari orangtuanya, pemeriksaan pasien membutuhkan kecermatan, kesabaran dan waktu yang lama.

Banyak jenis hidrosefalus dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya disertai oleh kelainan bawaan lainnya. Insidensi hidrosefalus kongenital sebesar 1 kasus per 1.000 kelahiran hidup. Di Amerika Serikat, kejadian hidrosefalus keseluruhan pada kelahiran sebesar 0.5-4 per 1.000 kelahiran hidup.

Sedangkan, jumlah kasus hidrosefalus pada tiga bulan kehidupan setelah kelahiran sebanyak 0,1-0,4%. Jumlah kasus hidrosefalus di dunia cukup tinggi. Di Belanda dilaporkan telah terjadi kasus sekitar 0,65 per mil per tahun, dan di Amerika sekitar 2 per mil per tahun. Sedangkan di Indonesia mencapai 10 mil per tahun.

Penyebab pasti terjadinya kelainan bawaan sampai sekarang masih belum jelas. Biasanya terjadi pada kehamilan yang si ibu masih muda usianya, dan disebabkan oleh:
1. Kekurangan oksigen (hipoksia)
2. Radiasi
3. Kekurangan nutrisi
4. Radang atau infeksi
5. Cedera atau trauma
6. Obat-obatan
7. Hormonal

Pada hidrosefalus, pengumpulan cairan otak yang berlebihan dalam ruangan otak dapat terjadi karena:
1. Produksi cairan otak yang berlebihan,
2. Gangguan aliran cairan otak,
3. Gangguan proses penyerapan (absorbsi) cairan otak.

Keadaan-keadaan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal yang bisa dikelompokkan menjadi 3 golongan besar, yaitu:
1. Kelainan bawaan (kongenital)
2. Kadang dan pendarahan otak
3. Tumor otak

Gejala klinis hidrosefalus yang tampak adalah membesarnya lingkaran kepala bayi atau anak yang melebihi ukuran normal, atau ubun-ubun besar yang tetap terbuka di saat seharusnya menutup. Sering juga terlihat pembuluh darah disekitar kepala yang melebar, dan matanya berbentuk seperti matahari terbit.

Bila kepalanya diketuk-ketuk, akan terdengar seperti kalau kita mengetuk kendi rengat (retak). Untuk mengetahui keadaan secara cermat, pemeriksaan dengan CT Scan Bahkan MRI adalah yang paling tepat.







Untuk mengobati penyakit hidrosefalus, satu-satunya cara terbaik adalah operasi kepala. Tindakan operasi pembuatan bypass bertujuan untuk mengurangi pengumpulan cairan otak yag berlebihan di dalam tengkorak.

Biasanya, operasi semacam itu dilakukan dengan memasang pompa dan selang khusus untuk mengalirkan cairan tersebut dari bagian kepala ke dlam rongga perut. Meskipun operasi semacam ini untuk bayi atau anak-anak termasuk operasi yang cukup besar, bila tidak dikomplikasikan, penderita sudah diperbolehkan pulang 3 atau 4 hari sesudah operasi.

Untuk kasus hidrosefalus yang disebabkan oleh desakan tumor otak, selain operasi pembuatan bypass, juga perlu tindakan lain untuk menghilangkan penyebab itu.

Dalam profesi kedokteran, kesadaran akan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting dalam upaya meyelamatkan kehidupan. Dalam bidang bedah saraf, teknik neuroendoskopi yang dikenal sejak tahun 2003 telah memperbarui standar pengobatan hidrosefalus. Tidak diperlukan lagi pemasangan selang dari ruangan cairan otak ke perut atau jantung pada kasus hidrosefalus yang diakibatkan oleh hambatan aliran cairan otak, karena teknik ini mampu menjangkau daerah yang sulit untuk membuka sumbatan, sehingga cairan otak dapat mengalir kembali.

Setiap kali menghadapi pasien dengan kelainan bawaan seperti hidrosefalus, kadang-kadang kami para dokter memerlukan pandangan dan sikap yang khusus. Karena bila keadan penyakit sudah terlambat atau jaringan otak yang tertinggal tidak banyak lagi, pada umumnya penderita tidak akan bisa tumbuh berkembang sepandai anak-anak lain. Anak tersebut tidak akan memiliki IQ (tingkat kecerdasan) yang cukup, sehingga tidak mampu hidup mandiri ataupun hidup produktif dalam masyarakat.

Kadang-kadang dalam menghadapi kenyataan seperti ini, timbul pertanyaan dalam diri saya sendiri,"Apakah bayi atau anak seperti mereka ini perlu ditolong?". Bahkan dalam pelbagai kongres internasional sudah beberapa kali dibahas mengenai persoalan tersebut. Tetapi akhirnya, semua itu bergantung pada keinginan orangtua si penderita itu sendiri, dan pandangan serta sikap dokter yang menanganinya.

Biasanya dalam menghadapi penderita hidrosefalus, kami mengalami masalah pelik, berhubungan dengan keadaan dan usia penderita yang masih muda, sehingga sulit membedakan apakah kemampuan anak itu terbatas atau tidak untuk dilakukan operasi.

Orangtua si penderita sering beranggapan bahwa kelainan si anak hanya pada bentuk kepalanya saja yang besar, sedangkan fungsi otak atau kepandaian anak tersebut tidak terganggu. Apalagi sejak dulu, sejarah membenarkan gambaran kepada kita, bahwa orang yang berkepala besar secara fisik itu lebih pandai.

Hal tersebut merupakan salah satu penyakit yang kadang-kadang menimbulkan kesulitan bagi kami dalam memberikan penjelasan, bahwa tujuan operasi yang dilakukan hanya untuk mencegah agar kepala tidak semakin membesar lagi dengan harapan sisa jaringan otak yang masih ada dapat berkembang kembali.

Kini diketahui berdasarkan teori bahwa pertumbuhan dan perkembangan otak masih berlangsung sampai anak berusia 3 tahun. Sebenarnya dalam keadaan biasa (normal), jaringan otak manusia bertumbuh penuh sampai pada usia 20 tahun.

Namun pada kasuk-kasus hidrosefalus yang berat dan datang terlambat, umumnya jaringan otak yang masih ada hanya tinggal 20-30 %, sehingga dengan pengobatan, bagaimanapun hebatnya, sulit untuk memulihkan kembali guna mencapai jumlah dan besar otak seperti sediakala (normal).

Sesuai dengan yang telah disebutkan di atas, tujuan tindakan operasi pada penyakit hidrosefalus adalah mencegah agar tidak terjadi pengumpulan cairan otak secara berlebihan, karena akan mengakibatkan penekanan yang lambat laun akan merusak jaringan otak. Dan kemudian, diharapkan adanya regenerasi jaringan otak yang ada supaya dapat berkembang semaksimal mungkin.

Pada umunya,bila sudah terjadi kerusakan otak yang cukup berat, anak itu nantinya akan sulit menyesuaikan diri dalam mengikuti kehidupan di masyarakat biasa. Bahkan, hampir tidak mungkin mengharapkan mereka menjadi manusia yang berguna dan produktif bagi masyarakat.

Di samping itu dalam dunia kedokteran moderen pun, masih belum ditemukan obat-obatan yang dapat memulihkan otak yang telah mengalami kerusakan untuk bergenerasi dengan sempurna, ataupun cara pengobatan lain (seandainya saja kelak dapat dilakukan pencangkokan otak dari orang yang satu kepada yang lain).

Apabila melihat kesulitan yang akan dihadapi oleh bayi atau anak yang menderita penyakit hidrosefalus dengan otak yang amat kurang, kadang-kadang saya kurang bersemangat mengambil tindakan operasi. Dan seandainya operasi berhasil dilakukan, timbul pertanyaan "Apakah bukan sebaliknya, yaitu malahan menimbulkan masalah yang akan membebani orangtua si penderita, orang yang akan mendidik, orang yang akan membiayai hidupnya, serta masyarakat umumnya?"

Masih ada satu hal yang agak menguntungkan, bahwa anak tersebut biasanya tidak mempunyai sifat dan sikap yang ganas, sehingga mereka tidak membahayakan sekitarnya. Dan karena kemampuan mereka yang sangat terbatas, kadang-kadang hanya bisa diperlakukan sebagai 'barang tontonan' saja. Memang pada kasus-kasus hidrosefalus yang lebih ringan, si penderita masih bisa dilatih untuk dapat melakukan pekerjaan sederhana,misalnya membuat sesuatu hasil produksi,namun tentu hasilnya juga hanya akan sederhana dan terbatas.

Bagaimanapun keadaannya, tugas kami para dokter hanyalah berusaha memberi kesempatan bagi para pasien, supaya berumur panjang, serta bisa memperoleh kesehatan jasmani dan rohani semaksimal mungkin. Nasib selanjutnya kami serahkan ke dalam tangan Tuhan Yang Mahakuasa.

Dan, saya yakin bahwa kebahagiaan hidup mereka bukan ditentukan oleh orang lain. Hak dan hidup sama rata bagi seluruh umat manusia. Walaupun ditinjau dari segi realitas duniawi, tidak boleh menghalang-halangi hak mereka untuk hidup yang merupakan pemberian Tuhan.

Sebenarnya, apabila kedatangan si penderita tidak terlambat, banyak kasus hidrosefalus dapat tertolong dengan baik. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa diagnosis dini sungguh sangat penting untuk menentukan masa depan kesehatan (prognosis) dan nasib penderita. Maka, para orangtua yang mempunyai anak seyogyanya memberikan perhatian yang sepenuhnya kepada anaknya sendiri.

Senin, 14 Mei 2012

Sajadah Panjang Terbentang

Ada Sajadah Panjang Terbentang

ada sajadah panjang terbentang
dari kaki buaian
sampai ke tepi kuburan hamba
kuburan hamba bila mati
ada sajadah panjang terbentang
hamba tunduk dan sujud
diatas sajadah yang panjang ini
diselingi sekedar interupsi
mencari rezeki mencari ilmu
mengukur jalanan seharian
begitu terdengar suara adzan
kembali tersungkur hamba
ada sajadah panjang terbentang
hamba tunduk dan rukuk
hamba sujud tak lepas kening hamba
mengingat Dikau sepenuhnya

Bimbo kembali melantunkan syair dari Bp. Taufik Ismail, yang pada kali ini mengisahkan tentang kepatuhan seorang hamba ketika panggilan Tuhannya memanggil menggema.

Pada bait pertama digambarkan bahwa yang dimaksud dengan sajadah panjang terbentang adalah seluruh permukaan bumi terhampar sebagai tempat kita sebagai hamba Allah untuk beribadah. Apakah bila kita berada di Jakarta, di Papua, di Baghdad aatau di Tokyo sekali pun, permukaan bumi disana terhampar untuk bagi kita tetap diharuskan menegakkan shalat. Kewajiban bagi seorang hamba Muslim untuk menegakkan shalat adalah sampai dia tiba saatnya untuk dishalatkan atau maut telah menjemput. Sungguh sebuah ungkapan puitis yang indah ditorehkan oleh Bp. Taufik Ismail menerjemahkan "Aqimis shalah."
Pada artikel saya yang lalu, saya menulis, bahwa kita sebagai manusia, seringkali "menyuruh" Allah untuk menunggu bila panggilan shalat telah bergema. Tunggu ya, saya sedang ada klien, tunggu ya, saya sedang makan, tunggu ya, saya sedang berkendaraan. Panggilan untuk shalat adalah panggilan untuk meraih kemenangan dan kesuksesan, "…hayya alas shalah, hayya alal falah." Mendirikan shalat adalah sebuah proses tindakan penting yang harus dilalui dan dijalani apabila seseorang ingin meraih kemenangan dan kesuksesan.
Kita diingatkan oleh lewat lagu ini agar apabila panggilan azan sudah bergema, untuk meninggalkan segala aktifitas yang ada. Panggilan Allah kepada kita untuk menuju kemenangan, untuk meraih kesuksesan. Kita tumpahkan segala pengharapan diri kita kepada Allah Swt. Kita tunjukkan bentuk penyerahan diri yang totalitas kepada-Nya. "Inna Sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati Lillahi Robbil 'Alamin."

Beberapa waktu belakangan ini, banyak teman dan sahabat datang kepada saya menceritakan berbagai permasalahan yang dihadapi. Ada masalah rumah tangga yang gonjang-ganjing, ribut melulu antara suami dan isteri, ada konflik dengan keluarga Suami dan sebaliknya, ada masalah dengan anak yang ditangkap polisi karena terjaring razia narkoba, ada yang bermasalah dengan usahanya. Usahanya memang sedang banyak order, tetapi masalah juga datang tidak kalah sedikitnya, sehingga hitung punya hitung, ketika melihat ujung neraca keuangan, impas, untung enggak, rugi enggak, capek..
Tapi diantara yang bercerita kepada saya, ada salah seorang diantaranya yang membuat saya terharu dan kemudian kagum, karena ia berikhtiar kuat menyelesaikan masalah rumah tangganya dengan cara istiqomah dalam menjalankan ibadah.
Sebutlah namanya Ibu Anita, tinggal di Bandung, bekerja di sebuah perusahaan swasta. Sekian tahun yang lalu, ia memulai ceritanya, ia menikah ketika baru menyelesaikan kuliahnya. Bertahun-tahun ia mengayuh bahtera keluarganya, hingga dikarunia tiga orang anak laki-laki. Seperti kita biasa, dalam mengarungi samudera rumah tangga, ada saja bumbu berupa percekcokan, tetapi kemudian baik kembali. Tetapi di tahun 2005, keutuhan rumah tangganya tidak bisa dipertahankan lagi. Jadilah Ibu Anita berpisah dengan memboyong ketiga anaknya. Ketika saya tanya,"apa penyebab cerainya.""Biasalah."jawabnya pendek. Memang sejak dahulu Ibu Anita saya kenal pandai menjaga rahasia keluarganya. Itu kan aib, "enggak" baik diceritakan kepada orang lain.
Dua tahun kemudian, di tahun 2007, Ibu Anita menikah lagi. Tetapi baginya pernikahan yang diharapkannya menjadi pengobat luka hatinya, menjadi penggibur duka laranya, ternyata tidak. Kembali Ibu Anita tidak menceritakan sebabnya. Tetapi yang dia tidak tahan untuk mengatakan bahwa," Aku cape kerja, lelah, aku pingin bahagia, aku ga' mau menyesali apa yang sudah terjadi, tapi toh itu semua ga' mungkin terlupakan karena tetap menjadi bagian hidup. Di tip ex pun tetap terlihat dan teraba. Ya...mungkin terhibur dengan kesibukan kerja dan menghabiskan waktu di kantor. Mau "menghilang" bukan keputusan baik karena tanggung jawabku pada "kids" yang tergantung padaku. Kang, beberapa kali aku berfikir ingin melompat saja dari jembatan jalan Tol, tapi aku tetap bertahan untuk menghadapi hidup ini." Kali ini Ibu Anita pecah tangisnya.. Subhanallah, tanpa ia bercerita pun saya kiranya dapat merasakan , betapa beratnya masalah rumah tangga yang sedang dihadapinya.
Ada satu hal yang membuat saya surprise bila berbincang dengan Ibu Anita di telepon, ia mendahului dengan berucap,"Assalamu'alaikum." Hal yang tidak pernah saya dengar sekian tahun yang lalu. Mestilah, saya pikir, ada sesuatu yang berubah. Beberapa kali ketika berbincang, bercerita via telepon, dia minta izin untuk berhenti dulu karena waktu shalat sudah tiba. Subhanallah.
Selama bercerita, Ibu Anita tidak mau menceritakan masalah apa saja yang dihadapinya selama berkeluarga. Dia hanya minta pandangan saya bagaimana caranya agar bisa diberi kemampuan dan kekuatan untuk menghadapi permasalahan yang dihadapinya. Saya bertanya,"apa saja yang sudah dilakukan agar bisa memiliki kemampuan dan kekuatan untuk itu?" "Kang, saya berdoa dengan sepenuh hati disetiap shalat wajib dan tahajud saya. Saya minta kepada Allah untuk diberi kemampuan dan kekuatan untuk bisa menghadapi ini semua. Saya "ditemani" oleh sajadah, mengadu kepada Allah mengenai masalah hidup saya. Sajadah itu menjadi "teman" dan saksi saya di kala air mata saya mengalir di malam-malam tahajud saya "
"Betul, itu sudah betul. Berarti kita sudah tahu kemana kita menyandarkan diri, kemana kita memohon petunjuk dan bantuan. Yang celaka adalah bila kita ketika sedang menghadapi masalah, sedang menghadapi kemelut hidup, apakah itu masalah keluarga, masalah bisnis, masalah penyakit yang berkepanjangan, masalah hutang yang bertumpuk, dll, kita tidak tahu harus kemana mencari tempat untuk menyandarkan diri, tempat untuk memohon bantuan, bisa-bisa terpeleset ke lembah kemusyrikan, mencari dukun, mencari paranormal dsb.
Lalu saya tambahkan,"Itu baru hablum minAllah. Ibarat orang pakai sepatu, kurang lengkap kalau hanya ber hablumminAllah, ikhtiar juga dong dengan ber hablumminannas. Apa itu? Ya berinfaq, menyantuni anak yatim, berbagi dengan fakir miskin. Kan Rasulullah pernah berpesan, sayangi yang di muka bumi, maka yang di langit akan menyayangi kamu.""Insya Allah, akan saya jalankan,"kata Ibu Anita menutup pembicaraannya.
Satu hal yang menjadi penting dan berbeda tentang ibu Anita dalam pandangan saya, ia baru menjadi Muslim ketika ia kuliah. Subhanallah.
mencari rezeki mencari ilmu , mengukur jalanan seharian
begitu terdengar suara adzan , kembali tersungkur hamba
ada sajadah panjang terbentang ,hamba tunduk dan rukuk
hamba sujud tak lepas kening hamba
mengingat Dikau sepenuhnya
(Artikel ini diambil dari email kawan saya yang diposting pada mailing list)

Sabtu, 05 Mei 2012

Dari temanku, untukku, dan untukmu

Seperti para penyair bilang, istri yang Sholehah memang benar bidadari di dunia ini permata yang amat berharga, hiasan yang amat menawan,peneguh yang amat kokoh. Istri yang Sholehah berbalut ilmu,berselimut akhlak, istri yang sholehah menembus qolbu karena semua yang dia lakukan berasal dari ketulusan hati,dari keikhlasan jiwa. Istri yang Sholehah adalah rizki yang tak ternilai dari ALLAH, yang menggenggam segala kemuliaan pemberi segala kebahagiaan. istri yang Sholehah berbalut ilmu,berselimut akhlak, istri yang sholehah menembus qolbu karena semua yang dia lakukan berasal dari ketulusan hati,dari keikhlasan jiwa.
“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat Allah yaitu Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”
Yaa Rabb…
Jadikanlah isteriku isteri yang taat menjalankan perintah-Mu, dan tegas meninggalkan larangan-Mu.
Jadikanlah ia isteri yang taat kepadaku dalam perjalanan menggapai ridho-Mu.
Jauhkanlah ia dari sifat-sifat buruk dan bejat, dari sifat ujub dan khianat, dari sifat dzhalim dan fasik,
dan sifat-sifat yang mendatangkan murka-Mu.
Jadikanlah ia isteri shalehah, sebaik-baik perhiasan dunia bagiku.
Jadikanlah ia sahabat terbaikku dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini.
Jadikanlah ia sahabat terbaikku dalam menuntut ilmu.
Menjadi guruku. Menjadi muridku. Menjadi teman belajarku. Menjadi rekan sejawatku dalam berlomba-lomba di jalan kebaikan.
Yaa Rabb…
Jadikanlah aku imam bagi keluargaku.
Imam yang adil dan mengajak kepada jalan yang Engkau ridhoi.
Bimbinglah aku dalam memimpin. Tegurlah aku dikala lalai dari tanggung jawabku,
dengan teguran Rahman dan Rahim-Mu. Jauhkanlah aku dari sifat-sifat buruk dan bejat, dzhalim dan fasik,
dari sifat ujub dan khianat, dan dari segala sifat yang mendatangkan mudharat dan murka-Mu.
Kuatkanlah keimananku, sebagai obor penerang bagi keluargaku dalam mengarungi gelapnya kehidupan akhir zaman ini.
Bimbinglah kami
Yaa Rabb…
Ampunilah dosa-dosa kami sebelum dan sesudah hari pernikahan kami.
Baik yang kami sadari maupun yang tidak kami sadari. Ampunilah dosa Ibu dan Bapak kami.
Ampunilah dosa saudara-saudara kami. Ampunilah dosa kerabat-kerabat kami. Ampunilah dosa sahabat-sahabat kami.
Ampunilah dosa guru-guru kami. Ampunilah dosa seluruh kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Yaa Rabb…
Karuniailah kami keturunan yang shaleh dan shalehah.
Anak-anak yang taat menjalankan perintah-Mu dan tegas meninggalkan larangan-Mu.
Anak-anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya.
Karuniailah kami keturunan yang akan teguh memperjuangkan tegaknya dien-Mu di bumi ciptaan-Mu ini.
Yaa, Rabb…
Karuniailah kami keturunan yang menggenggam erat sunnah Rasul-Mu.
Memperjuangkan kembalinya kehidupan Islam di persada bumi ini.
Generasi yang siap mengorbankan segala yang ada padanya untuk mempertahankan aqidahnya,
memperjuangkan al-Haq dan mengingkari al-bathil.
Robbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah waqinaa ‘adzaaban naar… Allohummaghfirlanaa bikaroomika ajma’iiin, watubuwazaqi wa’fu ‘an man yaquulu aamiiin aamiiiin aaamiiin…. Washollollohu ‘alaa sayyiidinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi ajma’iiin Walhamdulillahi robbil ‘aalamiiin….