Cari Blog Ini

Selasa, 15 Mei 2012

Mengapa Terjadi Hidrosefalus

Mungkin diantara kita pernah melihat balita yang mengalami penyakit hidrosefalus, terasa miris dan kasihan di saaat kita melihat kondisi balita yang mengalami penyakit pembesaran kepala atau hidrosefalus tersebut, Dulu sewaktu  saya masih sekolah saya pernah melihat balita yang kira-kira telah berumur 4 tahun dengan lingkar kepalanya sangat besar, dan saya menebak-nebak penyakit apa sih yang diderita oleh balita tersebut? 
Pada keadaan normal, dalam ruangan otak terdapat cairan otak yang jumlahnya lebih-kurang 150 ml. Cairan ini di produksi oleh suatu bagian otak, yang keseimbangannya diatur melalui sistem sirkulasi tersendiri dan diserap oleh bagian lain di otak.

Karena suatu sebab, cairan otak tersebut dapat menumpuk dalam ruangan atau rongga cairan otak (dalam bahasa kedokteran di sebut ventrikel otak), sehingga mengakibatkan otak yang terdesak menjadi tipis dan tengkorak membesar.

Penyakit seperti ini dinamakan hidrosefalus (hydrocephalus), berasal dari kata hydro yang berarti air dan cephalus yang berarti kepala. Penyakit ini merupakan salah satu jenis penyakit bawaan yang cukup sering terjadi pada bayi baru lahir dan balita.

Namun, penyakit ini dapat juga terjadi pada anak yang lebih besar dan pada orang dewasa, yang tentunya tidak lagi memperlihatkan bentuk kepala yang membesar, karena tulang tengkorak sudah keras dan persambungan antara bagian-bagian tulang tengkorak telah menutup.

Penyakit hidrosefalus pada bayi dan anak.

Dalam dunia kedokteran yang telah maju dengan pembagian dalam macam-macam bidang spesialisasi seperti sekarang ini, ada dokter yang khusus menghadapi pasien-pasien bayi dan anak, dan ada yang hanya menangani pasien dewasa.

Tetapi dalam bidang bedah saraf, kami menangani pasien-pasien yang tidak terbatas, mulai dari bayi sampai orang tua. Sebenarnya saya pribadi kurang menyukai berhadapan dengan pasien-pasien bayi atau anak, karena sejak kecil saya memang kurang senang mendengar tangis anak kecil yang selalu membuat hati trenyuh (tersentuh).

Pelbagai kesulitan sering dijumpai dalam menghadapi penderita bayi atau anak kecil. Biasanya orangtua yang mendampingi juga jatuh dalam keadaan mental yang sakit sehingga saya seakan-akan menghadapi tiga pasien sekaligus, yaitu si anak itu sendiri, ditambah lagi dengan kedua orangtuanya, dan tidak jarang neneknya.

Karena si penderita yang masih kecil itu tidak dapat mengutarakan keluhannya dan juga tidak dapat memberikan jawaban, ditambah lagi dengan perasaan khawatir yang berlebihan dari orangtuanya, pemeriksaan pasien membutuhkan kecermatan, kesabaran dan waktu yang lama.

Banyak jenis hidrosefalus dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya disertai oleh kelainan bawaan lainnya. Insidensi hidrosefalus kongenital sebesar 1 kasus per 1.000 kelahiran hidup. Di Amerika Serikat, kejadian hidrosefalus keseluruhan pada kelahiran sebesar 0.5-4 per 1.000 kelahiran hidup.

Sedangkan, jumlah kasus hidrosefalus pada tiga bulan kehidupan setelah kelahiran sebanyak 0,1-0,4%. Jumlah kasus hidrosefalus di dunia cukup tinggi. Di Belanda dilaporkan telah terjadi kasus sekitar 0,65 per mil per tahun, dan di Amerika sekitar 2 per mil per tahun. Sedangkan di Indonesia mencapai 10 mil per tahun.

Penyebab pasti terjadinya kelainan bawaan sampai sekarang masih belum jelas. Biasanya terjadi pada kehamilan yang si ibu masih muda usianya, dan disebabkan oleh:
1. Kekurangan oksigen (hipoksia)
2. Radiasi
3. Kekurangan nutrisi
4. Radang atau infeksi
5. Cedera atau trauma
6. Obat-obatan
7. Hormonal

Pada hidrosefalus, pengumpulan cairan otak yang berlebihan dalam ruangan otak dapat terjadi karena:
1. Produksi cairan otak yang berlebihan,
2. Gangguan aliran cairan otak,
3. Gangguan proses penyerapan (absorbsi) cairan otak.

Keadaan-keadaan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal yang bisa dikelompokkan menjadi 3 golongan besar, yaitu:
1. Kelainan bawaan (kongenital)
2. Kadang dan pendarahan otak
3. Tumor otak

Gejala klinis hidrosefalus yang tampak adalah membesarnya lingkaran kepala bayi atau anak yang melebihi ukuran normal, atau ubun-ubun besar yang tetap terbuka di saat seharusnya menutup. Sering juga terlihat pembuluh darah disekitar kepala yang melebar, dan matanya berbentuk seperti matahari terbit.

Bila kepalanya diketuk-ketuk, akan terdengar seperti kalau kita mengetuk kendi rengat (retak). Untuk mengetahui keadaan secara cermat, pemeriksaan dengan CT Scan Bahkan MRI adalah yang paling tepat.







Untuk mengobati penyakit hidrosefalus, satu-satunya cara terbaik adalah operasi kepala. Tindakan operasi pembuatan bypass bertujuan untuk mengurangi pengumpulan cairan otak yag berlebihan di dalam tengkorak.

Biasanya, operasi semacam itu dilakukan dengan memasang pompa dan selang khusus untuk mengalirkan cairan tersebut dari bagian kepala ke dlam rongga perut. Meskipun operasi semacam ini untuk bayi atau anak-anak termasuk operasi yang cukup besar, bila tidak dikomplikasikan, penderita sudah diperbolehkan pulang 3 atau 4 hari sesudah operasi.

Untuk kasus hidrosefalus yang disebabkan oleh desakan tumor otak, selain operasi pembuatan bypass, juga perlu tindakan lain untuk menghilangkan penyebab itu.

Dalam profesi kedokteran, kesadaran akan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting dalam upaya meyelamatkan kehidupan. Dalam bidang bedah saraf, teknik neuroendoskopi yang dikenal sejak tahun 2003 telah memperbarui standar pengobatan hidrosefalus. Tidak diperlukan lagi pemasangan selang dari ruangan cairan otak ke perut atau jantung pada kasus hidrosefalus yang diakibatkan oleh hambatan aliran cairan otak, karena teknik ini mampu menjangkau daerah yang sulit untuk membuka sumbatan, sehingga cairan otak dapat mengalir kembali.

Setiap kali menghadapi pasien dengan kelainan bawaan seperti hidrosefalus, kadang-kadang kami para dokter memerlukan pandangan dan sikap yang khusus. Karena bila keadan penyakit sudah terlambat atau jaringan otak yang tertinggal tidak banyak lagi, pada umumnya penderita tidak akan bisa tumbuh berkembang sepandai anak-anak lain. Anak tersebut tidak akan memiliki IQ (tingkat kecerdasan) yang cukup, sehingga tidak mampu hidup mandiri ataupun hidup produktif dalam masyarakat.

Kadang-kadang dalam menghadapi kenyataan seperti ini, timbul pertanyaan dalam diri saya sendiri,"Apakah bayi atau anak seperti mereka ini perlu ditolong?". Bahkan dalam pelbagai kongres internasional sudah beberapa kali dibahas mengenai persoalan tersebut. Tetapi akhirnya, semua itu bergantung pada keinginan orangtua si penderita itu sendiri, dan pandangan serta sikap dokter yang menanganinya.

Biasanya dalam menghadapi penderita hidrosefalus, kami mengalami masalah pelik, berhubungan dengan keadaan dan usia penderita yang masih muda, sehingga sulit membedakan apakah kemampuan anak itu terbatas atau tidak untuk dilakukan operasi.

Orangtua si penderita sering beranggapan bahwa kelainan si anak hanya pada bentuk kepalanya saja yang besar, sedangkan fungsi otak atau kepandaian anak tersebut tidak terganggu. Apalagi sejak dulu, sejarah membenarkan gambaran kepada kita, bahwa orang yang berkepala besar secara fisik itu lebih pandai.

Hal tersebut merupakan salah satu penyakit yang kadang-kadang menimbulkan kesulitan bagi kami dalam memberikan penjelasan, bahwa tujuan operasi yang dilakukan hanya untuk mencegah agar kepala tidak semakin membesar lagi dengan harapan sisa jaringan otak yang masih ada dapat berkembang kembali.

Kini diketahui berdasarkan teori bahwa pertumbuhan dan perkembangan otak masih berlangsung sampai anak berusia 3 tahun. Sebenarnya dalam keadaan biasa (normal), jaringan otak manusia bertumbuh penuh sampai pada usia 20 tahun.

Namun pada kasuk-kasus hidrosefalus yang berat dan datang terlambat, umumnya jaringan otak yang masih ada hanya tinggal 20-30 %, sehingga dengan pengobatan, bagaimanapun hebatnya, sulit untuk memulihkan kembali guna mencapai jumlah dan besar otak seperti sediakala (normal).

Sesuai dengan yang telah disebutkan di atas, tujuan tindakan operasi pada penyakit hidrosefalus adalah mencegah agar tidak terjadi pengumpulan cairan otak secara berlebihan, karena akan mengakibatkan penekanan yang lambat laun akan merusak jaringan otak. Dan kemudian, diharapkan adanya regenerasi jaringan otak yang ada supaya dapat berkembang semaksimal mungkin.

Pada umunya,bila sudah terjadi kerusakan otak yang cukup berat, anak itu nantinya akan sulit menyesuaikan diri dalam mengikuti kehidupan di masyarakat biasa. Bahkan, hampir tidak mungkin mengharapkan mereka menjadi manusia yang berguna dan produktif bagi masyarakat.

Di samping itu dalam dunia kedokteran moderen pun, masih belum ditemukan obat-obatan yang dapat memulihkan otak yang telah mengalami kerusakan untuk bergenerasi dengan sempurna, ataupun cara pengobatan lain (seandainya saja kelak dapat dilakukan pencangkokan otak dari orang yang satu kepada yang lain).

Apabila melihat kesulitan yang akan dihadapi oleh bayi atau anak yang menderita penyakit hidrosefalus dengan otak yang amat kurang, kadang-kadang saya kurang bersemangat mengambil tindakan operasi. Dan seandainya operasi berhasil dilakukan, timbul pertanyaan "Apakah bukan sebaliknya, yaitu malahan menimbulkan masalah yang akan membebani orangtua si penderita, orang yang akan mendidik, orang yang akan membiayai hidupnya, serta masyarakat umumnya?"

Masih ada satu hal yang agak menguntungkan, bahwa anak tersebut biasanya tidak mempunyai sifat dan sikap yang ganas, sehingga mereka tidak membahayakan sekitarnya. Dan karena kemampuan mereka yang sangat terbatas, kadang-kadang hanya bisa diperlakukan sebagai 'barang tontonan' saja. Memang pada kasus-kasus hidrosefalus yang lebih ringan, si penderita masih bisa dilatih untuk dapat melakukan pekerjaan sederhana,misalnya membuat sesuatu hasil produksi,namun tentu hasilnya juga hanya akan sederhana dan terbatas.

Bagaimanapun keadaannya, tugas kami para dokter hanyalah berusaha memberi kesempatan bagi para pasien, supaya berumur panjang, serta bisa memperoleh kesehatan jasmani dan rohani semaksimal mungkin. Nasib selanjutnya kami serahkan ke dalam tangan Tuhan Yang Mahakuasa.

Dan, saya yakin bahwa kebahagiaan hidup mereka bukan ditentukan oleh orang lain. Hak dan hidup sama rata bagi seluruh umat manusia. Walaupun ditinjau dari segi realitas duniawi, tidak boleh menghalang-halangi hak mereka untuk hidup yang merupakan pemberian Tuhan.

Sebenarnya, apabila kedatangan si penderita tidak terlambat, banyak kasus hidrosefalus dapat tertolong dengan baik. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa diagnosis dini sungguh sangat penting untuk menentukan masa depan kesehatan (prognosis) dan nasib penderita. Maka, para orangtua yang mempunyai anak seyogyanya memberikan perhatian yang sepenuhnya kepada anaknya sendiri.

Senin, 14 Mei 2012

Sajadah Panjang Terbentang

Ada Sajadah Panjang Terbentang

ada sajadah panjang terbentang
dari kaki buaian
sampai ke tepi kuburan hamba
kuburan hamba bila mati
ada sajadah panjang terbentang
hamba tunduk dan sujud
diatas sajadah yang panjang ini
diselingi sekedar interupsi
mencari rezeki mencari ilmu
mengukur jalanan seharian
begitu terdengar suara adzan
kembali tersungkur hamba
ada sajadah panjang terbentang
hamba tunduk dan rukuk
hamba sujud tak lepas kening hamba
mengingat Dikau sepenuhnya

Bimbo kembali melantunkan syair dari Bp. Taufik Ismail, yang pada kali ini mengisahkan tentang kepatuhan seorang hamba ketika panggilan Tuhannya memanggil menggema.

Pada bait pertama digambarkan bahwa yang dimaksud dengan sajadah panjang terbentang adalah seluruh permukaan bumi terhampar sebagai tempat kita sebagai hamba Allah untuk beribadah. Apakah bila kita berada di Jakarta, di Papua, di Baghdad aatau di Tokyo sekali pun, permukaan bumi disana terhampar untuk bagi kita tetap diharuskan menegakkan shalat. Kewajiban bagi seorang hamba Muslim untuk menegakkan shalat adalah sampai dia tiba saatnya untuk dishalatkan atau maut telah menjemput. Sungguh sebuah ungkapan puitis yang indah ditorehkan oleh Bp. Taufik Ismail menerjemahkan "Aqimis shalah."
Pada artikel saya yang lalu, saya menulis, bahwa kita sebagai manusia, seringkali "menyuruh" Allah untuk menunggu bila panggilan shalat telah bergema. Tunggu ya, saya sedang ada klien, tunggu ya, saya sedang makan, tunggu ya, saya sedang berkendaraan. Panggilan untuk shalat adalah panggilan untuk meraih kemenangan dan kesuksesan, "…hayya alas shalah, hayya alal falah." Mendirikan shalat adalah sebuah proses tindakan penting yang harus dilalui dan dijalani apabila seseorang ingin meraih kemenangan dan kesuksesan.
Kita diingatkan oleh lewat lagu ini agar apabila panggilan azan sudah bergema, untuk meninggalkan segala aktifitas yang ada. Panggilan Allah kepada kita untuk menuju kemenangan, untuk meraih kesuksesan. Kita tumpahkan segala pengharapan diri kita kepada Allah Swt. Kita tunjukkan bentuk penyerahan diri yang totalitas kepada-Nya. "Inna Sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati Lillahi Robbil 'Alamin."

Beberapa waktu belakangan ini, banyak teman dan sahabat datang kepada saya menceritakan berbagai permasalahan yang dihadapi. Ada masalah rumah tangga yang gonjang-ganjing, ribut melulu antara suami dan isteri, ada konflik dengan keluarga Suami dan sebaliknya, ada masalah dengan anak yang ditangkap polisi karena terjaring razia narkoba, ada yang bermasalah dengan usahanya. Usahanya memang sedang banyak order, tetapi masalah juga datang tidak kalah sedikitnya, sehingga hitung punya hitung, ketika melihat ujung neraca keuangan, impas, untung enggak, rugi enggak, capek..
Tapi diantara yang bercerita kepada saya, ada salah seorang diantaranya yang membuat saya terharu dan kemudian kagum, karena ia berikhtiar kuat menyelesaikan masalah rumah tangganya dengan cara istiqomah dalam menjalankan ibadah.
Sebutlah namanya Ibu Anita, tinggal di Bandung, bekerja di sebuah perusahaan swasta. Sekian tahun yang lalu, ia memulai ceritanya, ia menikah ketika baru menyelesaikan kuliahnya. Bertahun-tahun ia mengayuh bahtera keluarganya, hingga dikarunia tiga orang anak laki-laki. Seperti kita biasa, dalam mengarungi samudera rumah tangga, ada saja bumbu berupa percekcokan, tetapi kemudian baik kembali. Tetapi di tahun 2005, keutuhan rumah tangganya tidak bisa dipertahankan lagi. Jadilah Ibu Anita berpisah dengan memboyong ketiga anaknya. Ketika saya tanya,"apa penyebab cerainya.""Biasalah."jawabnya pendek. Memang sejak dahulu Ibu Anita saya kenal pandai menjaga rahasia keluarganya. Itu kan aib, "enggak" baik diceritakan kepada orang lain.
Dua tahun kemudian, di tahun 2007, Ibu Anita menikah lagi. Tetapi baginya pernikahan yang diharapkannya menjadi pengobat luka hatinya, menjadi penggibur duka laranya, ternyata tidak. Kembali Ibu Anita tidak menceritakan sebabnya. Tetapi yang dia tidak tahan untuk mengatakan bahwa," Aku cape kerja, lelah, aku pingin bahagia, aku ga' mau menyesali apa yang sudah terjadi, tapi toh itu semua ga' mungkin terlupakan karena tetap menjadi bagian hidup. Di tip ex pun tetap terlihat dan teraba. Ya...mungkin terhibur dengan kesibukan kerja dan menghabiskan waktu di kantor. Mau "menghilang" bukan keputusan baik karena tanggung jawabku pada "kids" yang tergantung padaku. Kang, beberapa kali aku berfikir ingin melompat saja dari jembatan jalan Tol, tapi aku tetap bertahan untuk menghadapi hidup ini." Kali ini Ibu Anita pecah tangisnya.. Subhanallah, tanpa ia bercerita pun saya kiranya dapat merasakan , betapa beratnya masalah rumah tangga yang sedang dihadapinya.
Ada satu hal yang membuat saya surprise bila berbincang dengan Ibu Anita di telepon, ia mendahului dengan berucap,"Assalamu'alaikum." Hal yang tidak pernah saya dengar sekian tahun yang lalu. Mestilah, saya pikir, ada sesuatu yang berubah. Beberapa kali ketika berbincang, bercerita via telepon, dia minta izin untuk berhenti dulu karena waktu shalat sudah tiba. Subhanallah.
Selama bercerita, Ibu Anita tidak mau menceritakan masalah apa saja yang dihadapinya selama berkeluarga. Dia hanya minta pandangan saya bagaimana caranya agar bisa diberi kemampuan dan kekuatan untuk menghadapi permasalahan yang dihadapinya. Saya bertanya,"apa saja yang sudah dilakukan agar bisa memiliki kemampuan dan kekuatan untuk itu?" "Kang, saya berdoa dengan sepenuh hati disetiap shalat wajib dan tahajud saya. Saya minta kepada Allah untuk diberi kemampuan dan kekuatan untuk bisa menghadapi ini semua. Saya "ditemani" oleh sajadah, mengadu kepada Allah mengenai masalah hidup saya. Sajadah itu menjadi "teman" dan saksi saya di kala air mata saya mengalir di malam-malam tahajud saya "
"Betul, itu sudah betul. Berarti kita sudah tahu kemana kita menyandarkan diri, kemana kita memohon petunjuk dan bantuan. Yang celaka adalah bila kita ketika sedang menghadapi masalah, sedang menghadapi kemelut hidup, apakah itu masalah keluarga, masalah bisnis, masalah penyakit yang berkepanjangan, masalah hutang yang bertumpuk, dll, kita tidak tahu harus kemana mencari tempat untuk menyandarkan diri, tempat untuk memohon bantuan, bisa-bisa terpeleset ke lembah kemusyrikan, mencari dukun, mencari paranormal dsb.
Lalu saya tambahkan,"Itu baru hablum minAllah. Ibarat orang pakai sepatu, kurang lengkap kalau hanya ber hablumminAllah, ikhtiar juga dong dengan ber hablumminannas. Apa itu? Ya berinfaq, menyantuni anak yatim, berbagi dengan fakir miskin. Kan Rasulullah pernah berpesan, sayangi yang di muka bumi, maka yang di langit akan menyayangi kamu.""Insya Allah, akan saya jalankan,"kata Ibu Anita menutup pembicaraannya.
Satu hal yang menjadi penting dan berbeda tentang ibu Anita dalam pandangan saya, ia baru menjadi Muslim ketika ia kuliah. Subhanallah.
mencari rezeki mencari ilmu , mengukur jalanan seharian
begitu terdengar suara adzan , kembali tersungkur hamba
ada sajadah panjang terbentang ,hamba tunduk dan rukuk
hamba sujud tak lepas kening hamba
mengingat Dikau sepenuhnya
(Artikel ini diambil dari email kawan saya yang diposting pada mailing list)

Sabtu, 05 Mei 2012

Dari temanku, untukku, dan untukmu

Seperti para penyair bilang, istri yang Sholehah memang benar bidadari di dunia ini permata yang amat berharga, hiasan yang amat menawan,peneguh yang amat kokoh. Istri yang Sholehah berbalut ilmu,berselimut akhlak, istri yang sholehah menembus qolbu karena semua yang dia lakukan berasal dari ketulusan hati,dari keikhlasan jiwa. Istri yang Sholehah adalah rizki yang tak ternilai dari ALLAH, yang menggenggam segala kemuliaan pemberi segala kebahagiaan. istri yang Sholehah berbalut ilmu,berselimut akhlak, istri yang sholehah menembus qolbu karena semua yang dia lakukan berasal dari ketulusan hati,dari keikhlasan jiwa.
“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat Allah yaitu Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”
Yaa Rabb…
Jadikanlah isteriku isteri yang taat menjalankan perintah-Mu, dan tegas meninggalkan larangan-Mu.
Jadikanlah ia isteri yang taat kepadaku dalam perjalanan menggapai ridho-Mu.
Jauhkanlah ia dari sifat-sifat buruk dan bejat, dari sifat ujub dan khianat, dari sifat dzhalim dan fasik,
dan sifat-sifat yang mendatangkan murka-Mu.
Jadikanlah ia isteri shalehah, sebaik-baik perhiasan dunia bagiku.
Jadikanlah ia sahabat terbaikku dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini.
Jadikanlah ia sahabat terbaikku dalam menuntut ilmu.
Menjadi guruku. Menjadi muridku. Menjadi teman belajarku. Menjadi rekan sejawatku dalam berlomba-lomba di jalan kebaikan.
Yaa Rabb…
Jadikanlah aku imam bagi keluargaku.
Imam yang adil dan mengajak kepada jalan yang Engkau ridhoi.
Bimbinglah aku dalam memimpin. Tegurlah aku dikala lalai dari tanggung jawabku,
dengan teguran Rahman dan Rahim-Mu. Jauhkanlah aku dari sifat-sifat buruk dan bejat, dzhalim dan fasik,
dari sifat ujub dan khianat, dan dari segala sifat yang mendatangkan mudharat dan murka-Mu.
Kuatkanlah keimananku, sebagai obor penerang bagi keluargaku dalam mengarungi gelapnya kehidupan akhir zaman ini.
Bimbinglah kami
Yaa Rabb…
Ampunilah dosa-dosa kami sebelum dan sesudah hari pernikahan kami.
Baik yang kami sadari maupun yang tidak kami sadari. Ampunilah dosa Ibu dan Bapak kami.
Ampunilah dosa saudara-saudara kami. Ampunilah dosa kerabat-kerabat kami. Ampunilah dosa sahabat-sahabat kami.
Ampunilah dosa guru-guru kami. Ampunilah dosa seluruh kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Yaa Rabb…
Karuniailah kami keturunan yang shaleh dan shalehah.
Anak-anak yang taat menjalankan perintah-Mu dan tegas meninggalkan larangan-Mu.
Anak-anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya.
Karuniailah kami keturunan yang akan teguh memperjuangkan tegaknya dien-Mu di bumi ciptaan-Mu ini.
Yaa, Rabb…
Karuniailah kami keturunan yang menggenggam erat sunnah Rasul-Mu.
Memperjuangkan kembalinya kehidupan Islam di persada bumi ini.
Generasi yang siap mengorbankan segala yang ada padanya untuk mempertahankan aqidahnya,
memperjuangkan al-Haq dan mengingkari al-bathil.
Robbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah waqinaa ‘adzaaban naar… Allohummaghfirlanaa bikaroomika ajma’iiin, watubuwazaqi wa’fu ‘an man yaquulu aamiiin aamiiiin aaamiiin…. Washollollohu ‘alaa sayyiidinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi ajma’iiin Walhamdulillahi robbil ‘aalamiiin….

Sad Time, & Good Time

Harapan demi harapan, senang sedih, tawa dan tangis tidak akan pernah hilang dari kehidupan kita, kita semua berjuang demi sebuah harapan, senang saat kita bahagia terhadap apa yang kita raih, sedih jika semua tidak sesuai dengan harapan kita, tapi apakah kita bisa tetap tawadhu disaat rahmat yang ada adalah kebahagiaan atau terus jadi kufur atas semua nikmatNya, sebaliknya saat kita sedih, kita lebih mendekatkan diri kita kedapa Allah SWT, apa lebih membuatNya murka dengan kesombongan kita.
terngiang ucapan syair indah dari seorang ayah, seorang inspirator, sebuat bait indah,

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan
Bahwa mobilku hanya titipan Nya, bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya
Tetapi, mengapa aku tidak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yg bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh
Nya?
 
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja yang melukiskan bahwa itu adalah derita
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yg cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, lebih banyak mobil, lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan.
Seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku” dan
menolak keputusan Nya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk
beribadah…
“Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”
 (WS Rendra)
sajauh mana kita sudah bersyukur, mendekat ketika kita sedih dan penuh masalah & lupa ketika kita tertawa bahagia, bahagia atau sedih semua adalah ujian Allah SWT untuk kita jangan pernah takut untuk bahagia atau sedih sob, dihitungan batas umur kita akan ada banyak tawa dan tangisan tapi masing-masing dari kita akan menemukan cara kita sendiri untuk bersyukur.
“Siapa yang menjaga kehormatan dirinya—dengan tidak meminta kepada manusia dan berambisi untuk beroleh apa yang ada di tangan mereka—Allah l akan menganugerahkan kepadanya iffah (kehormatan diri) Siapa yang merasa cukup, Allah  akan mencukupinya  (sehingga jiwanya kaya/merasa cukup dan dibukakan untuknya pintu-pintu rezeki).  Siapa yang menyabarkan dirinya, Allah akan menjadikannya sabar.  Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.
” (HR. Al-Bukhari no. 1469 dan Muslim no. 2421)

“Ya Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku bagaimana mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu-bapakku. Jadikanlah amal perbuatanku sesuai dengan keridhaanMu dan berikanlah kebaikan kepadaku berkelanjutan sampai kepada anak-cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepadaMu, dan aku adalah orang yang berserah diri. (Al-Ahkaf: 15).
semoga kita jadi orang yang senantiasa bersyukur dalam segala kondisi kehidupan kita, Amiiin allahumma Amiiin.
wallahualam…

Aturan Pergaulan Pria dan Wanita Menurut Islam


Aturan Pergaulan Pria dan Wanita Menurut Islam



Fenomena Mencengangkan!
Pada tahun 2006 Synovate melakukan penelitian tentang fenomena seks bebas di kalangan remaja. Penelitian dilakukan  kepada 450 responden putra-putri usia 15-24 tahun di empat kota besar; Jakarta, Bandung, Medan dan Surabaya. Hasilnya cukup mencengangkan! Robby Susatyo—Manager Director Synovate—mengemukakan data berikut ini:
  1. Sekitar 16 % remaja di empat kota itu mengaku sudah berhubungan intim saat berusia antara 13-15 tahun.
  2. 44 % responden lainnya mengaku mulai ‘mencicipi’ seks sejak usia 16-18 tahun. Sampai disini kita dapat menghitung bahwa 50 % responden mengaku telah berhubungan seks saat mereka belum lagi lepas akil baligh.
  3. Sekitar 35 % responden mengaku mengenal seks pertama kali dari film porno. Sisanya mengaku mengetahui seks dari pengalaman sesama teman.
  4. 40 % responden mengaku pertama kali melakukan hubungan seks di rumah mereka; 26 % mengaku senang melakukannya di tempat kos; 26 % lainnya senang melakukannya di kamar hotel.
Sangat memprihatinkan. Inilah yang terjadi pada sebagian remaja di negeri ini. Kita tidak tahu persis fakta sesungguhnya; namun tentu saja kita berharap mudah-mudahan kenyataan yang sebenarnya tidak separah yang dikemukakan hasil penelitian.
Guna menekan dan mempersempit ruang gerak budaya permisifisme, menurut saya tidak ada pilihan lain, kecuali berusaha menegakkan dan menjungjung tinggi akhlak Islam. Untuk itu setiap kita hendaknya merasa bertanggung jawab untuk mewujudkannya.
Rambu-rambu Islam tentang pergaulan
Islam adalah agama yang syamil (menyeluruh) dan mutakamil (sempurna). Agama mulia ini diturunkan dari Allah Sang Maha Pencipta, Yang Maha Mengetahui tentang seluk beluk ciptaan-Nya.  Dia turunkan ketetapan syariat agar manusia hidup tenteram dan teratur.
Diantara aturan yang ditetapkan Allah SWT bagi manusia adalah aturan mengenai tata cara pergaulan antara pria dan wanita. Berikut rambu-rambu yang harus diperhatikan oleh setiap muslim agar mereka terhindar dari perbuatan zina yang tercela:
Pertama, hendaknya setiap muslim menjaga pandangan matanya dari melihat lawan jenis secara berlebihan. Dengan kata lain hendaknya dihindarkan berpandangan mata secara bebas. Perhatikanlah firman Allah berikut ini,
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman; hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih baik bagi mereka…katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman; hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya…” (QS. 24: 30-31).
Awal dorongan syahwat adalah dengan melihat. Karena itu jagalah mata agar terhindar dari tipu daya syaithan. Tentang hal ini Rasulullah bersabda,
“Wahai Ali, janganlah engkau iringkan satu pandangan (kepada wanita yang bukan mahram) dengan pandangan lain, karena pandangan yang pertama itu (halal) bagimu, tetapi tidak yang kedua!” (HR. Abu Daud).
Kedua, hendaknya setiap muslim menjaga auratnya masing-masing dengan cara berbusana islami. Secara khusus bagi wanita Allah SWT berfirman,
“…dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya…” (QS. 24: 31).
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan juga kepada istri-istri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. 33: 59)
Dalam hal menjaga aurat, Nabi menegaskan sebuah tata krama yang harus diperhatikan, beliau bersabda:
“Tidak dibolehkan laki-laki melihat aurat (kemaluan) laki-laki lain, begitu juga perempuan tidak boleh melihat kemaluan perempuan lain. Dan tidak boleh laki-laki berkumul dengan laki-laki lain dalam satu kain, begitu juga seorang perempuan tidak boleh berkemul dengan sesama perempuan dalam satu kain.” (HR. Muslim)
Ketiga, tidak berbuat sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan zina (QS. 17: 32) misalnya berkhalwat (berdua-duaan) dengan lawan jenis yang bukan mahram.
Nabi bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa disertai mahramnya) karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaithan (HR. Ahmad).
Keempat, menjauhi pembicaraan atau cara berbicara yang bisa ‘membangkitkan selera’. Arahan mengenai hal ini kita temukan dalam firman Allah,
“Hai para istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti perempuan lain jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara hingga berkeinginan orang yang ada penyakit dalam hatinya. Dan ucapkanlah perkataan yang ma’ruf.” (QS. 33: 31)
Berkaitan dengan suara perempuan Ibnu Katsir menyatakan, “Perempuan dilarang berbicara dengan laki-laki asing (non mahram) dengan ucapan lunak sebagaimana dia berbicara dengan suaminya.” (Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3)
Kelima, hindarilah bersentuhan kulit dengan lawan jenis, termasuk berjabatan tangan sebagaimana dicontohkan Nabi saw,
“Sesungguhnya aku tidak berjabatan tangan dengan wanita.” (HR. Malik, Tirmizi dan Nasa’i).
Dalam keterangan lain disebutkan, “Tak pernah tangan Rasulullah menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hal ini dilakukan Nabi tentu saja untuk memberikan teladan kepada umatnya agar melakukan tindakan preventif sebagai upaya penjagaan hati dari bisikan syaithan. Wallahu a’lam.
Selain dua hadits di atas ada pernyataan Nabi yang demikian tegas dalam hal ini, beliau bersabda: “Seseorang dari kamu lebih baik ditikam kepalanya dengan jarum dari besi daripada menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani).
Keenam, hendaknya tidak melakukan ikhtilat, yakni berbaur antara pria dengan wanita dalam satu tempat. Hal ini diungkapkan Abu Asied, “Rasulullah saw pernah keluar dari masjid dan pada saat itu bercampur baur laki-laki dan wanita di jalan, maka beliau berkata: “Mundurlah kalian (kaum wanita), bukan untuk kalian bagian tengah jalan; bagian kalian adalah pinggir jalan (HR. Abu Dawud).
Selain itu Ibnu Umar berkata, “Rasulullah melarang laki-laki berjalan diantara dua wanita.” (HR. Abu Daud).
Dari uraian di atas jelaslah bagi kita bahwa pria dan wanita memang harus menjaga batasan dalam pergaulan. Dengan begitu akan terhindarlah hal-hal yang tidak diharapkan. Tapi nampaknya rambu-rambu pergaulan ini belum sepenuhnya difahami oleh sebagian orang. Karena itu menjadi tanggung jawab kita menasehati mereka dengan baik. Tentu saja ini harus kita awali dari diri kita masing-masing.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita dan menjauhkannya dari perbuatan tercela dan perbuatan yang tidak terpuji. Amin.
sumber:
Maraji:
Modul Paket Studi Islam Khairu Ummah, Drs. Ahmad Yani, LPPD Khairu Ummah: Jakarta Pusat
Etika Islam, Miftah Faridl, Pustaka: Bandung
Tarbiyatun Nisa, Ishlah No. 2/Th. I/Syawal 1413 H

Jumat, 04 Mei 2012

Hipotensi

Penyakit Darah Rendah (Hipotensi)

Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotension) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60 mmHg. Telah dijelaskan pada artikel sebelumnya (Penyakit darah tinggi) bahwa nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG.

Namun demikian, beberapa orang mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi) berkisar 110/90 mmHg atau bahkan 100/80 mmHg akan tetapi mereka tidak/belum atau jarang menampakkan beberapa keluhan berarti, sehingga hal itu dirasakan biasa saja dalam aktivitas kesehariannya. Apabila kondisi itu terus berlanjut, didukung dengan beberapa faktor yang memungkinkan memicu menurunnya tekanan darah yang signifikan seperti keringat dan berkemih banyak namun kurang minum, kurang tidur atau kurang istirahat (lelah dengan aktivitas berlebihan) serta haid dengan perdarahan berlebihan (abnormal) maka tekanan darah akan mencapai ambang rendah (hipotensi) 90/60 mmHg.



  • Tanda dan Gejala Tekanan Darah Rendah

  • Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah umumnya akan mengeluhkan keadaan sering pusing, sering menguap, penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas (kunang-kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat dingin, merasa cepat lelah tak bertenaga, bahkan mengalami pingsan yang berulang.

    Pada pemeriksaan secara umum detak/denyut nadi teraba lemah, penderita tampak pucat, hal ini disebabkan suplai darah yang tidak maksimum keseluruh jaringan tubuh.

  • Penyebab Penyakit Darah Rendah

  • Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya penurunan tensi darah, hal ini dapat dikategorikan sebagai berikut:

    - Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak darah yang dipompa dari jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung), semakin tinggi tekanan darah. Seseorang yang memiliki kelainan/penyakit jantung yang mengakibatkan irama jantung abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung maka berdampak pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung) keseluruh organ tubuh.

    - Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh perdarahan yang hebat (luka sobek,haid berlebihan/abnormal), diare yang tak cepat teratasi, keringat berlebihan, buang air kecil atau berkemih berlebihan.

    - Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah (dilatasi) menyebabkan menurunnya tekanan darah, hal ini biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan oleh panas, diare, obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE).


  • Penanganan dan Pengobatan Darah Rendah

  • Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi tekanan darah renda (hipotensi), diantaranya :

    - Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas per hari, sesekali minum kopi agar memacu peningkatan degup jantung sehingga tekanan darah akan meningkat

    - Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar garam

    - Berolah raga teratur seperti berjalan pagi selama 30 menit, minimal 3x seminggu dapat membantu mengurangi timbulnya gejala

    - Pada wanita dianjurkan untuk mengenakan stocking yang elastis

    - Pemberian obat-obatan (meningkatkan darah) hanya dilakukan apabila gejala hipotensi yang dirasakan benar-benar mengganggu aktivitas keseharian, selain itu dokter hanya akan memberikan vitamin (suport/placebo) serta beberapa saran yang dapat dilakukan bagi penderita.

    Mengenai image masyarakat yang sebagian besar berpikir bahwa dengan mengkonsumsi daging kambing bagi penderita hipotensi dapat meningkatkan tensi darah sebenarnya belum jelas, Namun dibenarkan kalau hal itu akan meningkatkan kandungan haemoglobin (Hb) dalam darah. Sekali lagi harus dipahami bahwa tekanan darah rendah artinya suplai darah tidak maksimal keseluruh bagian tubuh. Haemoglobin (Hb) rendah adalah berarti bahwa kandungan Hb sebagai zat pengikat oxygen dalam darah memiliki kadar rendah yang akibatnya penderita bisa pucat (anemia), pusing (oxygen yang di angkut/suplai darah ke otak kurang), merasa cepat lelah dan sebagainya.

    Dalam kasus Hipotensi yang benar-benar diperlukan pemberian obat, biasanya ada beberapa jenis obat yang biasa dipakai seperti fludrocortisone, midodrine, pyridostigmine, nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), caffeine dan erythropoietin.

    Kamis, 03 Mei 2012

    Rumus Sedekah

    Inilah rumus matematika sedekah.
    Siapa yang menginkan 10, infaqkan saja 1
    Siapa menginfaqkan 1, ia akan dapat 10
    Jika anda punya uang 1 juta dan ingin mendapatkan uang dua juta, cukup anda infaqkan 200 ribu, namun jika anda menginginkan yang 10 juta, infaqkan saja semuanya yang satu juta.

    Jika perusahaan menginginkan keuntungan hingga seratus maka anda mesti menginfaqkan sebesar sepuluh juta, atau jika perusahaan anda keuntungannya bersih 1 milyar menginginkan penambahan keuntungan hingga 2 milyar, perusahaan anda mesti keluarkan infaq 200 juta.

    Jika itu terbukti, anda mesti menjadi orang yang ketagihan dalam berinfaq. Lihatlah orang-orang yang disekeliling anda yang lebih membutuhkan dari anda. Kunjungilah orang-orang yang tak mampu,
    “Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat.

    Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”,

    sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)”

    (HR Bukhary 5/270)


    Dari Abu Hurairah r.a: “Ada seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w. lalu berkata: “Ya Rasulullah, sedekah manakah yang teragung pahalanya?” Rasulullah s.a.w. bersabda:
    “jikalau engkau bersedekah, sedangkan engkau itu masih sehat, dan sebenarnya engkau merasa sayang mengeluarkan sedekah itu, karena takut menjadi fakir dan engkau amat mengharap-harapkan untuk menjadi kaya. Tetapi janganlah engkau menunda-nunda, sehingga apabila nyawamu telah sampai di kerongkong lalu berkata: “Untuk si Fulan itu, yang ini dan untuk si Fulan ini, yang itu, sedangkan orang yang engkau maksudkan itu
    telah memiliki apa yang hendak kau berikan.” (Muttafaq ‘alaih)



    SEDEKAH tidak perlu menunggu harta cukup nishab atau menunggu banyak harta.

    Dianjurkan untuk senantiasa bersedekah dalam kondisi apapun. Sebagaimana Firman Allah Swt yang artinya: “(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan/menyedekahkan (hartanya), baik di waktu lapang (banyak rizki) maupun sempit (tidak banyak rizki), dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Al-Imron (3): 134)
    Sahabat Ali bin Abi Thalib dalam sebuah riwayat ketika memiliki empat dirham. Ia menyedekahkan satu dirham waktu malam, satu dirham saat siang hari, satu dirham secara terang-terangan, dan satu dirham lagi secara diam-diam.
    Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala dan pelipat ganda rizki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. (QS. Al-Baqarah (2): 261)
    ”Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah (kesuksesan).” (QS. Al-Lail (92): 5-7)
    Senantiasa terus memperbaiki diri dan memberikan kemanfaatan bagi yang lain. Hendaknya kehadiran kita ada sesuatu manfaat yang bisa dirasakan oleh orang-orang yang ada di sekeliling kita, Baik itu tenaga, pikiran, materi dll. Tampakkan wajah ceria, murah senyum, tidak sekadar simpati saja, tetapi bagaimana bisa berempati. Berbagi dengan sesama, mengutamakan kepentingan saudaranya, saling berlomba dalam kebaikan dan taqwa

    “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan” (QS. Al Baqarah: 245)

    Siapakah yang dapat memberi keuntungan 700 kali lipat?

    Allah berfiman : "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. 2 : 261)

    Harta tidak akan pernah bisa mempertahankan kehidupan di muka bumi. Sehebat apapun usaha manusia untuk memperpanjang hidupnya, kematian pasti akan tiba pada saat yang telah ditentukan.Sebelum menyesal, masih ada kesempatan untuk membuat harta kita menjadi abadi. Caranya: transferlah harta anda ke akhirat. Salurkan kekayaan anda melalui lembaga-lembaga sosial yang membantu fakir miskin dan anak yatim, lebih dari itu wakafkan harta anda untuk pelayanan sosial seperti masjid, sekolah pendidikan agama dan rumah sakit. Dari sini harta anda akan bergerak mencarikan pahala untuk anda. Dari sini kecapean yang selama ini anda lakukan tidak akan menjadi sia-sia. Anda kelak ditunggu oleh harta anda di surga.

    Mari turut berpartisipasi memproduksi berjuta kebaikan, Jangan puas hanya melaksanakan yang wajib. Shalat Fardhu jangan dilalaikan, lengkapi dengan shalat sunnah, ada shalat rawatib, shalat malam, shalat dhuha dan lainnya. Puasa Romadhan kita laksanakannya, puasa sunnah kita kerjakan semampu kita, ada puasa 6 hari di bulan syawal, puasa 3 hari setiap bulan, puasa senin dan kamis, dll. Bersihkan harta dengan mengeluarkan zakat, tumbuh suburkan harta anda agar lebih berkah dan semakin berkembang sehingga dapat memberikan manfaat lebih banyak dengan menginfaqkannya di jalan Allah niscaya Allah akan ganti dengan yang lebih baik, jika di dunia belum ada ganti di akhirat kita menyesal, mengapa tidak menginfaqkannya lebih banyak lagi.

    Fatimah

    Kelahirannya

    Fatimah dilahirkan pada tahun ke-5 setelah Muhammad saw diutus menjadi Nabi, bertepatan dengan tiga tahun setelah peristiwa Isra’ dan Mikraj beliau. Ia lahir pada hari Jumat, 20 Jumadil Akhir, di kota suci Makkah.

    Pernikahan Fatimah

    Setelah Fatimah as mencapai usia dewasa dan tiba pula saatnya untuk beranjak pindah ke rumah suaminya (menikah), banyak dari sahabat-sahabat yang berupaya meminangnya. Di antara mereka adalah Abu Bakar dan Umar. Rasulullah saw menolak semua pinangan mereka. Kepada mereka beliau mengatakan, “Saya menunggu keputusan wahyu dalam urusannya (Fatimah).”[Tadzkirah Al-Khawash, hal.306]

    Kemudian, Jibril as datang untuk mengabarkan kepada Rasulullah saw, bahwa Allah telah menikahkan Fatimah dengan Ali bin Ali Thalib. Tak lama setelah itu, Ali datang menghadap Rasulullah dengan perasaan malu menyelimuti wajahnya untuk meminang Fatimah. Sang ayah pun menghampiri putri tercintanya untuk meminta pendapatnya seraya menyatakan, “Wahai Fatimah, Ali bin Abi Thalib adalah orang yang telah kau kenali kekerabatan, keutamaan, dan keimanannya. Sesungguhnya aku telah memohonkan pada Tuhanku agar menjodohkan engkau dengan sebaik-baik mahkluk-Nya dan seorang pecinta sejati-Nya. Ia telah datang menyampaikan pinangannya atasmu, bagaimana pendapatmu atas pinangan ini?” Fatimah diam, lalu Rasulullah pun mengangkat suaranya seraya bertakbir, “Allahu Akbar! Diamnya adalah tanda kerelaannya.” [Dzkha’irAl-Ukba, hal. 29]

    Rasulullah saw kembali menemui Ali as sambil mengangkat tangan sang menantu seraya berkata,“Bangunlah! ‘Bismillah, bi barakatillah, masya’ Allah la quwwata illa billah, tawakkaltu ‘alallah.”

    Kemudian, Nabi saw menuntun Ali dan mendudukkannya di samping Fatimah. Beliau berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya keduanya adalah makhluk-Mu yang paling aku cintai, maka cintailah keduanya, berkahilah keturunannya, dan peliharalah keduanya. Sesungguhnya aku menjaga mereka berdua dan keturunannya dari setan yang terkutuk.” Rasulullah mencium keduanya sebagai tanda ungkapan selamat berbahagia. Kepada Ali, beliau berkata, “Wahai Ali, sebaik-baik istri adalah istrimu.”
    Dan kepada Fatimah, beliau menyatakan, “Wahai Fatimah, sebaik-baik suami adalah suamimu.”

    Acara pernikahan itu berlangsung dengan kesederhanaan. Saat itu, Ali tidak memiliki sesuatu yang bisa diberikan sebagai mahar kepada sang istri selain pedang dan perisainya. Untuk menutupi keperluan mahar itu, ia bermaksud menjual pedangnya. Tetapi Rasulullah saw mencegahnya, karena Islam memerlukan pedang itu, dan setuju apabila Ali menjual perisainya.

    Keluarga Teladan

    Setelah menjual perisai, Ali menyerahkan uangnya kepada Rasulullah saw. Dengan uang tersebut beliau menyuruh Ali untuk membeli minyak wangi dan perabot rumah tangga yang sederhana guna memenuhi kebutuhan keluarga yang baru ini. Kehidupan mereka sangat bersahaja. Rumah mereka hanya memiliki satu kamar, letaknya di samping masjid Nabi saw. Mereka menemukan saat-saat indah bukan dalam kemewahan dan rumah tangga yang gemerlap, tapi pada waktu bersujud dan isak tangis dihadapan Yang Mahakuasa. Rasulullah saw membimbing keluarga muda ini dengan penuh perhatian.

    Pada suatu hari Nabi saw menemukan Fatimah sedang menggiling tepung. Ia memakai pakaian dari kulit unta, nabi menangis dan ia berkata, “Wahai Fatimah, kau teguk kepahitan dunia ini untuk kebagahiaan di akherat nanti”. Fatimah berkata, “Alhamdulillah atas segala nikmat-nya dan syukur kepada Allah atas segala anugrah-Nya.” [Tafsir al-Tsa’labi, Al-Qusyairi, dan al-Dur al-Mantsur]

    Kehidupan suami istri adalah ikatan yang sempurna bagi dua kehidupan manusia untuk menjalin kehidupan bersama.Kehidupan keluarga dibangun atas dasar kerjasama, tolong menolong, cinta, dan saling menghormati. Kehidupan Ali dan Fatimah merupakan teladan bagi kehidupan suami istri yang bahagia. Azzahra senantiasa memberikan semangat kepada suaminya, membantunya berjihad dan berperang bersama Rasulullah menegakkakn kalimat tauhid. Bahkan dalam peperangan, Fatimah sering ikut dan merawat luka Rasulullah dan suaminya sendiri. Ia menghilangkan sakitnya, membuang keletihannya, sehingga Ali mengatakan, “ketika aku memandangnya, hilanglah kesusahan dan kesedihanku” [Al-Khawarizmi, Al-Manaqib,hal. 256]

    Pembicaraan mereka penuh dengan adab dan sopan santun. “Ya binta Rasulillah”; wahai putri Rasul, adalah panggilan yang biasa digunakan Imam Ali setiap kali ia menyapa Fatimah. Sementara Sayidah Fatimah sendiri menyapanya dengan panggilan “Ya Amirul Mukminin” wahai pemimpin kaum mukmin. Demikianlah kehidupan Imam Ali dan Sayidah Fatimah. Keduanya adalah teladan bagi kedua pasangan suami-istri, atau pun bagi orang tua terhadap anak-anaknya.

    Buah Hati

    Keluarga Azzahra dibangun atas dasar cinta dan kasih sayang kepada suami dan anak-anaknya. Pada tahun ke-2 Hijriah, Fatimah melahirkan putra pertamanya yang oleh Rasulullah saw diberi nama “Hasan”. Rasul saw sangat gembira sekali atas kelahiran cucunda ini. Beliau pun menyuarakan azan pada telinga kanan Hasan dan iqamah pada telinga kirinya, kemudian dihiburnya dengan ayat-ayat Al-Qur’an.

    Setahun kemudian lahirlah Husain. Demikianlah Allah SWT berkehendak menjadikan keturunan Rasulullah saw dari Fatimah Azzahra as. Rasul mengasuh kedua cucunya dengan penuh kasih dan perhatian. Tentang keduanya beliau senantiasa mengenalkan mereka sebagai buah hatinya di dunia.

    Bila Rasulullah saw keluar rumah, beliau selalu membawa mereka bersamanya. Beliau pun selalu mendudukkan mereka berdua di haribaannya dengan penuh kehangatan. Suatu hari Rasul saw lewat di depan rumah Fatimah as. Tiba-tiba beliau mendengar tangisan Husain. Kemudian Nabi dengan hati yang pilu dan sedih mengatakan, “Tidakkah kalian tahu bahwa tangisnya menyedihkanku dan menyakiti hatiku.”

    Satu tahun berselang, Fatimah as melahirkan Zainab. Setelah itu, Ummu Kultsum pun lahir. Sepertinya Rasul saw teringat akan kedua putrinya Zainab dan Ummu Kultsum ketika menamai kedua putri Fatimah itu dengan nama-nama tersebut. Dan begitulah Allah SWT menghendaki keturunan Rasul saw berasal dari putrinya Fatimah Zahra.

    Riwayat Keutamaan Azzahra

    Muhammad Al Baqir ibn Ali Assajjad ibn Husain putra Fatimah mengatakan, “Mengapa Fatimah dinamakan Azzahra?” ia menjawab, “karena Allah SWT menciptakannya dari cahaya keagungan-Nya, ketika ia bersinar , ia menerangi langit dan bumi dengan cahayanya, menutupi pandangan-pandangan para malaikat lalu mereka sujud kepada Allah dan bertanya, “Tuhan kami dan junjungan kami, cahaya apakah ini? Maka Allah menjawab, ‘ini adalah cahaya dari cahaya-Ku. Aku tempatkan ia dilangit-Ku dan aku ciptakan dia dari keagungan-Ku. Aku keluarkan dia dari sulbi seorang Nabi-ku yang Aku utamakan atas sekalian Nabi.. ” [ Al-Bihar, Jus 43. Hal 12]

    Rasulullah saw mengatakan, “cukuplah bagimu wanita-wanita di seluruh alam dengan Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid.Fatimah [Kasyf Al-Ghummah, II, hal. 76]

    Aisyah mengatakan “Belum pernah saya melihat seorang pun yang lebih benar bicaranya dibandingkan Fatimah, kecuali ayahnya.” [Kasyf Alghummah II,hal. 8; Dzakha’ir Al-‘Ukba, hal. 44]

    Rasulullah saw mengatakan, “wahai Fatimah, sesungguhnya Allah marah dengan kemarahanmu dan rida dengan keridaanmu” [Yanabi’ Al-Mawaddah, hal. 99]

    Kita ketahui dengan pasti, Allah tidak akan rida kepada sesuatu yang buruk dan bertentangan dengan kebenaran.

    Rasulullah saw juga mengatakan “Fatimah adalah bagian dari diriku, barang siapa membuatnya marah berarti ia membuatku marah.” [Shahih Al-Bukhari, II, hal.203]

    Dapat kita perhatikan disini bahwa Fatimah juga memiliki akhlak yang agung serta suci dari dosa, dan kejahatan, karena Nabi sendiri adalah utusan Allah yang suci. Sebagaimana tentangnya Allah SWT berfirman, “Dan sungguh engkau (muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang mulia,” [QS.Al-Qalam:4] dan bahwa ia, “tidak berbicara menurut hawa nafsunya; ucapannya tidak lain dari wahyu yang diwahyukan,”[QS.Ann-Najm:4] dengan demikian, tidak mungkin kemarahan dan keridaan Rasulullah saw bertentangan dengan Fatimah sendiri..

    Fatimah adalah Ahlulbait Nabi, dialah yang disebutkan dalam Al-Quran “sesungguhnya Allah berkeinginan untuk menghilangkan kotoran dari kamu, hai Ahlulbait, dan menyucikan kamu sesuci-sucinya” [QS.Al-Ahzab: 33]

    Imam Hasan meriwayatkan, “Aku belum pernah melihat seorang wanita yang lebih alim daripada ibuku. Ia selalu melakukan solat dengan begitu lama sehingga kakinya menjadi bengkak.” Imam Hasan juga meriwayatkan:

    “Aku melihat ibuku, Fatimah berdiri solat pada malam Jumat. Beliau meneruskan solatnya dengan rukuk dan sujud sehingga subuh. Aku mendengar beliau AH berdoa untuk kaum mu’minin dan mu’minah dengan menyebut nama-nama mereka. Beliau berdoa untuk mereka semua tetapi beliau AH tidak berdoa untuk dirinya sendiri. “Ibu,” Aku bertanya kepada beliau “Mengapa ibu tidak berdoa untuk diri sendiri sebagaimana ibu berdoa untuk orang lain?” Beliau menjawab,” Anakku, (berdoalah) untuk tetangga-tetanggamu diutamakan dan kemudian barulah dirimu sendiri.”[Bihar al-Anwar, Jilid 43, hlm.81-82; Abu Muhammad Ordooni, Fatimah The Gracious, hlm.168-169;Sayyid Abdul Razak Kammoonah Husseini, Al-Nafahat al-Qudsiyyah fi al-Anwar al-Fatimiyyah, Juz 13, hlm.45]

    Rasul pernah menyifati putrinya, Fatimah dengan sabdanya, “Allah telah memenuhi hati dan seluruh anggota tubuh Fatimah dengan keimanan dan keyakinan.” Kepada putrinya itu, beliau pernah bersabda, “Fatimah, Allah telah memilihmu dan menghiasimu dengan makrifat dan pengetahuan. Dia juga telah membersihkanmu dan memuliakanmu di atas wanita seluruh jagat.“

    Kecintaan Rasulullah SAW kepada Fatimah Zahra merupakan satu hal khusus yang layak untuk dipelajari dari kehidupan beliau. Di saat bangsa Arab menganggap anak perempuan sebagai pembawa sial dan kehinaan, Rasul memuliakan dan menghormati putrinya sedemikian besar. Selain itu, Rasulullah SAW biasa memuji seseorang yang memiliki keutamaan. Beliau mencintai dan memuji Fatimah sedemikian, semata-mata karena mengetahui kedudukannya yang tinggi. Dialah perempuan teladan dalam islam

    Pandangan Tentang Perempuan

    Fatimah ditanya tentang apa yang paling baik untuk perempuan? “yang baik bagi perempuan adalah mereka tidak memandang laki-laki dan laki-laki tidak memandang mereka” beliau ingin menegaskan disini pentingnya menjaga hijab dan kesucian diri. Perempuan yang selalu menjaga harga dirinya dan memelihara kemuliaannya. Ia berhijab dan keluar dari rumahnya dengan sederhana tanpa berlebihan, menutupi tubuhnya yang dapat menggoda dan juga perhiasannya dari laki-laki nonmuhrim, tidak memandang mereka dan mereka tidak memandangnya.

    Detik-detik Terakhir kehidupan Fatimah

    Kecintaan Fatimah AS kepada Tuhan disebut oleh Rasulullah sebagai buah dari keimanannya yang tulus. Beliau bersabda, “Keimanan kepada Allah telah merasuk ke kalbu Fatimah sedemikian dalam, sehingga membuatnya tenggelam dalam ibadah dan melupakan segalanya.” Manusia yang mengenal Tuhannya akan menghiasi perilaku dan tutur katanya dengan akhlak yang terpuji.

    Kasih sayang dan kelemah-lembutan Fatimah AS diakui oleh semua orang yang hidup sezaman dengannya. Dalam sejarah disebutkan bahwa kaum fakir miskin dan mereka yang memiliki hajat, akan datang ke rumah Fatimah ketika semua jalan yang bisa diharapkan membantu mengatasi persoalan mereka telah tertutup. Fatimah tidak pernah menolak permintaan mereka, padahal kehidupannya sendiri serba berkekurangan.

    Poin penting lain yang dapat dipelajari dari kehidupan dan kepribadian penghulu wanita sejagat ini adalah sikap tanggap dan peduli yang ditunjukkan beliau terhadap masalah rumah tangga, pendidikan dan masalah sosial. Banyak yang berprasangka bahwa keimanan dan penghambaan yang tulus kepada Allah akan menghalangi orang untuk berkecimpung dalam urusan dunia. Kehidupan Sayyidah Fatimah Azzahra AS mengajarkan kepada semua orang akan hal yang berbeda dengan anggapan itu. Dunia di mata beliau adalah tempat kehidupan, meski demikian hal itu tidak berarti harus dikesampingkan. Beliau menegaskan bahwa dunia laksana anak tangga untuk menuju ke puncak kesempurnaan, dengan syarat hati tidak tertawan oleh tipuannya. Fatimah AS berkata, “Ya Allah, perbaikilah duniaku bergantungnya kehidupanku. Perbaikilah kondisi akhiratku, karena ke sanalah aku akan kembali. Panjangkanlah umurku selagi aku masih bisa berharap kebaikan dan berkah dari dunia ini…”

    Detik-detik akhir kehidupannya telah tiba. Duka dan derita terasa amat berat untuk dipikul oleh putri tercinta Nabi ini. Meski demikian, dengan lemah lembut Fatimah bersimpuh di hadapan Sang Maha Pencipta mengadukan keadaannya. Asma berkata, “Saya menyaksikan saat itu Fatimah mengangkat tangannya dan berdoa, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan perantara kemuliaan Nabi dan kecintaannya kepadaku. Aku memohon kepada-Mu dengan nama Ali dan kesedihannya atas kepergianku. Aku memohon kepada-Mu dengan perantara Hasan dan Husein serta derita mereka yang aku rasakan. Aku memohon kepada-Mu atas nama putri-putriku dan kesedihan mereka. Aku memohon, kasihilah umat ayahku yang berdosa. Ampunilah dosa-dosa mereka. Masukkanlah mereka ke dalam surga-Mu. Sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pengasih dari semua pengasih.”

    Sebelum ajal datang menjemputnya, Fatimah Azzahra AS menghadap kiblat setelah sebelumnya berwudhu. Beliau mengangkat tangan dan berdoa, “Ya Allah, jadikanlah kematian bagai kekasih yang aku nantikan. Ya Allah, curahkanlah rahmat dan inayah-Mu kepadaku. Tempatkanlah ruhku di tengah arwah orang-orang yang suci dan jasadku di sisi jasad-jasad mulia. Ya Allah, masukkanlah amalanku ke dalam amalan-amalan yang Engkau terima.”

    Tak lama sepeninggal Rasullulah saw, Sayidah Fatimah Azzahra menyusul kehadirat Ilahi. Tanggal 3 Jumadi Tsani tahun 11 Hijriyyah, Fatimah Zahra putri kesayangan Nabi menutup mata untuk selamanya. Beliau wafat meninggalkan pelajaran-pelajaran yang berharga bagi kemanusiaan. Hari ini, kami mengucapkan belasungkawa kepada para pecinta keluarga suci Rasul.